Joker dan Joaquin Phoenix, Sang Pejuang Kehidupan

Pekan lalu, ajang Academy Awards 2020 atau Oscar menyebut namanya untuk penghargaan Best Actor. Joaquin Phoenix. Sosok yang telah nyemplung ke dunia film sejak usia 8 tahunan ini diganjar penghargaan terbaik itu untuk perannya di film Joker. Ia berhasil menyisihkan nama-nama hebat, seperti Leonardo DiCaprio (Once Upon a Time in Hollywood), Antonio Banderas (Pain and Glory), Adam Driver (Marriage Story), dan Jonathan Pryce (The Two Popes).
Joaquin Phoenix, berpose untuk potret di Hotel Adelaide. Chris Pizzello / Invision / AP (tirto.id)

Aku sendiri bukan penggemar aktor asal Puerto Rico ini. Tapi mencermati film-filmnya terdahulu yang pernah kutonton, permainannya memang total. Dari tak banyak filmnya yang kutonton, rasanya semuanya kuberi apresiasi positif.

8 mm (1999)

Film ini mengisahkan detektif yang mendapat tugas melakukan penyelidikan khusus. Welles, yang diperankan oleh Nicolas Cage, dapat dikatakan memiliki hidup yang lurus-lurus saja. Kasus-kasusnya biasa saja. Menjadikannya sosok yang naif. Saat disewa khusus oleh seorang pengusaha untuk melakukan penyelidikan atas potongan film milik almarhum suaminya, semua pandangannya berubah drastis.

Dalam upaya penyelidikannya, ia berjumpa dengan Max California yang diperankan Joaquin Phoenix. Max mengingatkan tentang bahaya yang menantinya. Karena ia harus nyemplung ke 'dunia hitam' yang notabene adalah dunia Max.

Sosok 'mantan' pelaku dunia hitam pas betul dengan penampakan Phoenix. Gladiator

Gladiator (2000)

Film ini mengangkat kisah mantan jendral Romawi, Maximus, yang ingin membalas dendam atas ketidakadilan pada dirinya dan terutama kematian keluaganya. Maximus adalah jendral yang dicintai banyak orang dan sang kaisar, Marcus Auerelius. Pada usia tuanya, Marcus berniat menyerahkan tahta pada tangan kanannya tersebut. Hal yang kemudian disesalkan sang putra, Commodus, yang merasa berhak atas tahta. Dari situlah konflik berawal. Saat Commodus mengambil jalan kekerasan dengan membunuh ayahnya sendiri dan menghukum jendral saingannya. 
Film besutan Ridley Scott ini mengganjar Russel Crowe banyak penghargaan. Namun peran Joaquin Phoenix tak kalah penting. Seorang pangeran yang culas sekaligus pecundang diperankannya dengan sangat pas.

Hotel Rwanda (2004)

Film ini bercerita tentang konflik antar suku di Rwanda yang berujung pada kematian massal.

Adalah Paul Rusesabagina (Don Cheadle), seorang manajer hotel di Rwanda, Hotel des Mille Collines, yang hidup damai sejahtera bersama istrinya Tatiana (Sophie Okonedo), dan anak-anaknya. Hidupnya berubah drastis saat terjadi konflik hebat antara suku Hutu dan Tutsi. Sedangkan Tatiana sendiri berasal dari Tutsi.

Awalnya Paul tak percaya dengan kabar tentang pembantaian suku Tutsi. Pembunuhan yang membabi buta bagi siapapun yang berlabel Tutsi pada identitasnya, ia sadari nyata adanya setelah menyaksikan tayangan langsung Jack Daglish (Joaquin Phoenix). Wartawan Inggris tersebut nekat merekam aneka peristiwa di depan matanya, meski tahu ia bertaruh nyawa. 

Di film yang mencekam ini (dan bayangkan ini berangkat dari kisah nyata), Phoenix juga menjalankan perannya dengan baik.

Walk The Line (2005)

Walk the Line mengisahkan hidup maestro musik, Johnny R. Cash. Masa mudanya sangat depresif, setelah ia kehilangan kakaknya yang meninggal dunia karena kecelakaan. Terlebih ketika sang ayah mengimbuhinya dengan perasaan bersalah karena dianggap sebagai penyebab kepergian si kakak.

Saat dewasa Cash ke Jerman untuk menjalani wajib militer. Di sela kewajibannya melakuan tugas kemiliteran, Cash menyempatkan diri bermain musik yang kemudian malah membawa kesadaran baru ada dirinya, bahwa ia mencintai musik. Pada 1968, ia menjadi idola Amerika saat menggelar konser di depan narapidana California. Konser ini merupakan konser tersukses Cash.

Pada film yang disutradarai James Mangold ini, lawan main Phoenix, Reese Witherspoon menerima Oscar.
Lantas bagaimana dengan Joker (2019)?

Tuntas nonton film ini di bioskop, aku terdiam untuk beberapa saat. Sungguh film yang depresif. Merasa tertonjok fakta yang sesungguhnya nyata di sekitar kita. Tak lain karena Joaquin Phoenix demikian bagus menjalankan perannya. Kubilang pada kawan nontonku: “Dapat Oscar dia nih! Tapi semoga tak mengikuti jejak Ledger Ledger.”

Yup, Phoenix menjadi ‘Joker’ kedua yang sukses menggondol Oscar, menyusul Heath Ledger yang lebih dulu menerimanya. Ledger lantas memilih mengakhiri hidupnya.

Dalam Joker, Phoenix harus tampil dalam tubuh kerempeng. Ia pun rela kehilangan 23 kg bobot tubuhnya. Sebagai orang yang peduli kesehatan, Phoenix tak sembarangan melakukan diet. Ia mencari bimbingan medis yang tepat untuk mendapatkan tubuh kurus dengan tetap aman.

Oscar memberi Phoenix sorotan yang lebih luas. Seperti halnya aku yang sebelumnya hanya tahu informasi sekadarnya tentangnya, mungkin banyak yang beranggapan ia hanya sosok selebritas pada umumnya. Pasca Oscar, kisah hidupnya lantas banyak ditampilkan.  Phoenix, seorang yang peduli pada kesejahteraan hewan, menjadi poin penting.

Phoenix adalah seorang vegan. Keputusannya menjadi vegan memang punya latar belakang, yakni dari masa kecilnya.

Alkisah pada 1977, Phoenix bersama keluarganya melarikan diri dari sekte pemujaan Children of God. Dari Venezuela mereka naik kapal kargo menuju Miami. Saat itulah, Joaquin bersama ketiga saudara kandungnya River, Rain, dan Liberty, saat itu menyaksikan para nelayan yang melakukan penangkapan ikan. Para nelayan itu melemparkan hasil pancingan mereka ke tembok kapal yang telah ditancapi paku. Tindakan yang menurut mereka sangat kejam. Mereka lalu menceritakan kekejaman tersebut pada sang ibu. Pasca peristiwa tersebut, dan mereka tinggal di lingkungan baru di Florida, sekeluarga mereka memutuskan untuk menjadi vegan, hingga hari ini.

Phoenix bergabung dengan PETA dan In Defense of Animal dalam perjuangannya membela hak hewan. Bahkan PETA melabelinya dengan PETA's Person of the Year pada 2019 lalu. Tentang kepeduliannya terhadap hewan, Phoenix menunjukkannya dengan mengutip lirik milik sang kakak dalam pidatonya saat menerima Oscar: “Run to the rescue with love and peace will follow.”

Selain peduli terhadap hewan, Phoenix juga peduli terhadap kemiskinan. Ia menjadi direktur The Lunchbox Fund, sebuah organisasi non profit yang menggalang dana untuk penyediaan makanan bagi para siswa sekolah di Afrika Selatan.

14 comments

  1. Film joker juga sempat viral di Indonesia ya mbak. Quote yang paling ramai itu tentang orang baik yang jadi jahat karena disakiti. Patutlah mendapat penghargaan.

    ReplyDelete
  2. He deserves it. Masa lalu Joaquin Phoenix yang pernah kecanduan alkohol dan pernah jadi korban bully juga bagus buat pelajaran untuk kita semua.

    ReplyDelete
  3. Ajang Oscar ini memang selalu dinanti oleh insan film Hollywood ya, Mbak Dhenok. Makanya jadi ajang paling bergengsi. Dan keren ini, Joaquin Phoenix bisa menyosihkan aktor keren dan beken lainnya.
    Tapi dilihat dari perjalanan kariernya yang main film sejak usia 8 tahun, wajar sekali dia meraih Oscar karena perjuangannya di industri film selama ini.

    ReplyDelete
  4. di awal saya bertanya2, apakaah joaquin ini adiknya river pheonix yang mati muda (ndak ingat sebab kematiannya).
    pas tadi di tengah cerita ngeliat nama2 saudara-saudaranya ada yang river, baru tau de...

    ReplyDelete
  5. Ya ampun penampilannya di JOker bener-bener merubah wajah ya, membuat karakternya tambah strong. Aku juga setuju, nonton Joker itu depresi banget. Kalau kita ga kuat iman, rasanya mungkin akan begitu juga.

    ReplyDelete
  6. Mudah-mudahan peran sebagai Joker tak melekat di dirinya ya kak Dhenok .Bahaya banget, hiks..
    Soalnya beberapa temen di teater dulu, suka tuh ketempelan sama peran yang ia lakoni. Minimal sampe dapet peran lain di naskah yang lain..

    ReplyDelete
  7. Teryata sosok phoneix punya kehidupan lain selain dunia selebritis ya. Kehidupan yang jarang dilakukan selebritis lain

    ReplyDelete
  8. Salut lho sama Joaquin ini, demi peran2nya dia mau diet ketat dll dan aktingnya jg oke. Aku blm pernah nonton film2 yang disebut di atas kecuali yang Joker krn waktu itu kepoh aja knp kok jd obrolan. Eh tapi Hotel Rwanda rasanya kok pernah ya, oh dia main di sana ya...
    Oh ternyata sebelum terkenal dia punya masa lalu yang agak pilu ya, baru tahu.

    ReplyDelete
  9. Aih ternyata Joaquin ini adiknya actor River Phoenix yak, setelah tak pikir - pikir itu juga alasan dia mengutig quote sang kakak saat menerima piala Oscar dan actingnya memang total.

    ReplyDelete
  10. Baru kemarin aku nonton ini, sempet booming juga di Indonesia eh dapet penghargaan OSCAR ya, congrats banget deh

    ReplyDelete
  11. Dan...saya belum pernah nonton satupun film di atas dong. Wkwkwk. Ini lagi nyicil satu-satu, film-film yang menang Oscar, nanti coba nonton Joker deh. Kemarin baru kelar nonton Ford vs Ferrari.

    ReplyDelete
  12. Saya belum menonton film Joker, Mbak. Sudah takut duluan karena saya tu kalau nonton film yang tikam-tikaman, seharian bisa degdegan saja, bawaannya.

    Tapi beberapa filmnya Joachim sudah saya tonton. Memang pemain watak yang sangat baik.

    ReplyDelete
  13. Hampir semua filmnya yang disebutkan di atas aku sudah nonton. Kecuali Joker...Hiks, gegara review enggak punya nyali akutu
    Tapi memang aktingnya Joaquin Phoenix keren. Pantas Oscar buat dia!
    Dan ternyata philanthropist juga ya, salut!

    ReplyDelete
  14. Dari semuanya saya cmn nonton Gladiator :)

    Dan tanpa tau siapa para pemerannya :(

    ReplyDelete