Featured Slider

Raden Mandasia si Pencuri Daging Sapi, Novel Memikat dari Yusi Pareanom

Tumbuh besar di sebuah desa di Jawa Timur, meski tak sekental kebiasaan orang Surabaya, umpatan adalah hal yang biasa. Apalagi begitu sampai Bandung, yang dalam satu jeda bicara, bahkan anak kecil bisa dengan gampang menyeru "anjing!" Tapi itu dalam kehidupan nyata. Sungguh, baru kali ini aku menemukan buku yang isinya kental dengan umpatan. Aku  menyadari kejahilan dan keliaran Yusi Avianto Pareanom di kumpulan cerpennya. Tapi membaca novelnya, Raden Mandasia Si Pencuri Daging Sapi, baru di halaman awal sudah membuatku ikut menyeru: jangkrik!


Baca juga: Menuliskan Ulang Kisah Perempuan

Aku membaca Raden Mandasia, Si Pencuri Daging Sapi sudah cetakan yang kelima. Tak kunjung cari saat baru terbit, 2016, padahal sangat meminati. Tak ingat persis, apa yang membuatku meminatinya. Hingga tak sengaja kutemukan kumpulan cerpen sang penulis, Rumah Kopi Singa Tertawa dan Muslihat Musang Emas, yang sontak memasukkan namanya dalam daftar penulis favoritku.


Sinopsis

Bukunya berjudul Raden Mandasia, Si Pencuri Daging Sapi, namun sesungguhnya si Raden hanya menempati porsi sedikit. Cerita utamanya adalah dari sang pencerita, Sungu Lembu.

Sungu adalah seorang anak muda dari kawasan bernama Banjaran Waru. Pada masa lalu, Banjaran Waru memiliki pemerintahan sendiri. Ketika Kerajaan Gilingwesi melebarkan sayap dengan mencaplok kerajaan lain di sekitarnya, Banjaran Waru termasuk yang tak selamat. Masalahnya, para pemimpin Banjaran Waru sama sekali tak berupaya untuk melawan. Langsung menyerah tanpa sedikit pun memberikan perlawanan. Sumpah panjang pendek Sungu bukan hanya untuk Raja Gilingwesi dan jajarannya, namun juga bagi para petinggi kerajaannya sendiri yang notabene masih berkerabat dengannya. Kebencian dan dendamnya makin terpupuk karena dalam masa pertumbuhannya ia mendengar banyak selentingan tentang kisah hidupnya.

Demikianlah, sepanjang waktu ia memupuk tekadnya untuk menjatuhkan Gilingwesi dengan cara membunuh sang raja yang bernama Watugunung itu melalui tangannya sendiri. 

Sungu dibesarkan oleh keluarga pamannya. Ibunya meninggal sedari ia bayi, dan bapak --yang diduga bukan bapak biologisnya-- mati dengan cara tak biasa. Kalau bapaknya, Lembu Kuning banyak mengajarinya untuk membaca, Paman Banyak Wetan memberikan pelajaran dengan cara yang berbeda. Selain olah tubuh dengan latihan yang berat, ia juga tak tanggung-tanggung "menghajar" Sungu muda dengan aneka racun. Tentunya dengan dosis kecil karena tujuannya agar Sungu mengenali bahaya sejak dini. Sedangkan bibinya, Nyi Banyak merawatnya dengan penuh kasih sayang. Tiga anak kandung dari pasangan ini sudah dewasa, menikah, dan tinggal di rumahnya masing-masing. Sehingga Sungu menjadi tumpuan kasih sayang mereka, meski mengekspresikannya dengan cara masing-masing. 

Baca juga: Jangan Pelihara Kucing, Kerja Sama Perdana dengan Penerbit Epigraf

Pada perjalanannya kemudian, salah seorang anak Paman Banyak Wetan, Jengger Banyak, ditangkap karena dianggap merencakanakan makar. Peristiwa itu terjadi setelah Jengger sempat dalam perawatan di rumah orang tuanya setelah mengalami luka-luka akibat serangan para prajurit. Jengger saat itu tengah menjalankan aksinya sebagai bandit, kepala kelompok Alap-Alap Ireng. Hal yang di luar dugaan Sungu. Sang kakak memaksa Sungu untuk segera menghindar dari lokasi penangkapan. Malangnya, begitu sampai di rumah, ternyata rumah sang paman mendapat serangan pasukan kerajaan. Dengan tuduhan yang sama. Banyak Wetan digandeng ke penjara kerajaan, sedangkan Nyi Banyak meninggal dunia terkena senjata prajurit. 

Kejadian yang sungguh tak dinyana Sungu. Tak ada yang bisa dilakukan Sungu selain pergi menjauh dari rumah pamannya untuk menemukan takdirnya sendiri.

Dalam pengelanaannya, ia sampai di rumah dadu milik Nyai Manggis yang termasyur di satu kawasan bernama Kelapa. Di tempat inilah ia bertemu dengan Raden Mandasia, pangeran Kerajaan Gilingwesi yang merupakan salah satu dari 13 pasang anak kembar Watugunung. Sungu dan Raden Mandasia melewati banyak petualangan bersama. Hingga pada penghujung cerita, Sungu menyaksikan kawan perjalanannya itu mati dalam perang yang digadang-gadang ayahnya untuk menaikkan kejayaan Gilingwesi. 

Perang Gilingwesi melawan Kerajaan Agung berakhir tragis dengan matinya keluarga besar Watugunung. Sungu menjadi saksi hancurnya kerajaan yang menjadi musuhnya tersebut. 

Baca juga: Book Sleeve, Pembaca Buku Wajib Punya


Penuturan Kisah yang Liar dan Memikat

Sinopsis di atas hanyalah lebih kurang gambaran keseluruhan kisah. Penuturannya tidak runut seperti itu, melainkan dalam alur yang maju-mundur dengan plot twist. Bagi yang tak cukup menyadari pergerakan cerita, mungkin bisa tersesat karena alurnya yang bolak-balik. Tapi sebetulnya tak terlalu rumit juga. Bahkan ternikmati dan terceritakan dengan baik, tanpa perlu membolak-balikkan halaman demi mengingat adegan sebelumnya. 

Tentu saja aku tak akan menceritakan lebih detail lagi. Karena pasti sensasi membacanya akan berbeda dibandingkan dengan ketika kita membaca langsung dari sumbernya. Ada emosi yang mengambil peran penting dalam tiap kalimat yang kita eja.

Aku menyadari kejahilan dan keliaran Yusi Avianto Pareanom di kumpulan cerpennya, Rumah Kopi Singa Tertawa dan Muslihat Musang Emas. Cerpen-cerpen yang penuh kejutan. Nah, kali ini kejutan itu terjadi berulang, babak demi babak, bab demi bab. Aku menikmati betul penuturan cerita dari Sungu Lembu yang nyaris tanpa jeda dari sumpah serapahnya itu. Tentang hal konyol yang dialaminya bersama Raden Mandasia, tentang kenangan masa kanak yang penuh petuah dan pembelajaran, tentang kisah percintaannya, tentang kisah kepahlawanan dari para tokoh masa lalu, tentang olahan makanan yang menggoda. Ada cukup banyak bagian yang membuatku terhanyut, terbawa sedih. Tapi lebih banyak, sih, membuatku tertawa. Bahkan sekadar membaca kalimat:  "Di kemudian hari, paras kecewa itu senantiasa menghantuiku dan membuatku panas dingin tiap kali mengingatnya" saja sanggup membuatku ngakak. Entahlah, mungkin ini karena selera humorku yang kelewat sederhana 😁

Baca juga: Menjadi Penulis, Hobi atau Pekerjaan?

Di luar hal-hal konyol dalam penceritaan oleh Sungu Lembu, banyak hal filosofis juga yang dapat ditemukan. Kucatat beberapa di antaranya:

"Maut tak perlu ditantang, bila waktunya datang dia pasti menang."

"Kemenangan terhebat dalam pertempuran justru ketika kita tak perlu lagi mengangkat senjata. Masih ada lagi: tak ada senjata yang lebih tajam ketimbang akal, tak ada perisai yang lebih ampuh ketimbang nyali, dan tak ada siasat yang lebih unggul ketimbang hati." 

"Sesuatu yang sempurna tak punya hasrat lagi untuk mencari."

"Aku tak paham pikirannya. Aku tak akan pernah paham pemikiran perempuan. Kalua aku bisa membaca hati perempuan, barangkali aku bisa jadi penguasa dunia." 

"Menulislah, agar hidupmu tak seperti hewan ternak, sekadar makan dan minum sebelum disembelih." 

Sesuai dengan catatan di sampul buku, ini adalah dongeng rekaan Yusi. Dalam buku ini Yusi menggabungkan beberapa dongeng dan kisah legenda yang pernah ada, seperti Pinokio, Nabi Yunus, dan Sangkuriang-Dayang Sumbi. Dongeng yang buatku sendiri banyak mengundang imajinasi, dengan tambahan khayalan impulsif: kayaknya aku juga mau bikin dongeng 😊

Raden Mandasia Si Pencuri Daging Sapi ini terpilih sebagai prosa terbaik Kusala Sastra Khatulistiwa 2016. Pada tahun yang sama, juga menjadi pilihan Majalah Tempo 2016 dan dan sebagai fiksi terbaik Rolling Stone Indonesia. 

Ah, ya, dari sisi keredaksian, nyaris tak kutemukan kesalahan. Tapi masih kucatat beberapa kesalahan penulisan, terutama dalam dialog tag dan action tag.

Barangkali mau baca versi lain, bisa cek di Kompasiana. Untuk versi audio bisa cek di Instagram @buku_dhe.


Raden Mandasia 

Si Pencuri Daging Sapi

Penulis: Yusi Avianto Pareanom

Penerbit: Banana, Cetakan Kelima, 2021

Tebal: 470 halaman 


Baca juga: Sequoia, Catatan Seorang Lelaki untuk Anaknya



Book Sleeve, Pembaca Buku Wajib Punya

Bagi pembaca buku aktif, tak ada hari tanpa baca buku. Tak bergantung pada waktu dan tempat. Di rumah, sudah pasti ditata, diapik-apik dalam rak. Yang butuh perhatian ekstra adalah ketika si buku harus dibawa-bawa. Kadang, buku yang hanya dimasukkan begitu saja ke dalam tas, bercampur dengan aneka barang bawaan lainnya, begitu diambil, eeeh berlipat-lipat ujungnya. Bikin kesal, pasti. Entah ide ini asalnya dari mana, tapi kini banyak yang ikut memakainya: book sleeve aka kantong buku. Dilihat dari manfaatnya, book sleeve ini memang produk yang pembaca buku wajib punya.



Baca juga: FSP di Pengajian Jumaahan dan Majelis Sastra Bandung

Kantong buku yang beredar di pasaran ada banyak ragam. Mulai dari kan tekstil biasa --yang tersedia di pasaran, hingga yang dibuat dalam motif custom, sesuai yang diinginkan customer. Mulai dari harga belasan hingga ratusan ribu rupiah. Tinggal menyesuaikan dengan isi dompet atau rekening. Mau berhemat, bisa juga membuat sendiri.


Bahan Membuat Kantong Buku

Untuk membuat kantong buku sederhana, dibutuhkan beberapa bahan:

Kain. Sebetulnya kain apa pun bisa dimanfaatkan sebagai bahan kantong buku. Namun dengan pertimbangan bahwa kantong buku ini haruslah kuat dan awet, maka kita kesampingkan saja kain-kain yang terlalu lembut, lentur, dan membutuhkan perawatan ekstra, seperti kain sutra cantik yang sering kita lihat sebagai kostum pemain drama korea atau drama cina. Lembut, melayang, cantik, tapi nggak cocok buat dijadikan book sleeve.

Kain pelapis. Tak semua bahan membutuhkan kain pelapis. Misalnya kanvas atau denim yang sudah kaku dan tebal, bisa tanpa pelapis. Tapi, tentu saja itu tergantung selera.

Pengunci. Tak semua kantong kain menggunakan pengunci. Ada yang cukup dibiarkan terbuka. Tak sedikit yang dilengkapi dengan sekadar tali yang dipasangkan dengan kancing, atau dengan velcro, atau dibuat tertutup rapat menggunakan risleting.

Baca juga: Reviu Buku dan Tips Membuat Bookstagram


Mari kenali dulu masing-masing karakteristik kain yang akan kita pakai. 

Katun

Katun dibuat dari benang berbahan serat alami yang dipintal dari tanaman kapas. Jenis kain ini banyak digunakan sebagai bahan pakaian. Karakteristiknya lembut dan tahan lama. Di pasaran kita temukan varian katun jepang, dengan beberapa karaktristik tambahan yang menjadikan harganya lebih mahal daripada katun biasa.

Kanvas

Kain ini dipakai untuk aneka kebutuhan, dari tas, hiasan dinding, pelapis kursi, dan perangkat home living. Tentunya dengan tingkat ketebalan yang dipilih menyesuaikan kebutuhannya. Untuk kebutuhan fesyen, yang digunakan biasanya baby canvas, seperti untuk bahan jaket, outer, atau celana. 

Linen

Jenis kain ini karakteristik ringan tapi sangat kuat. Berbahan tanaman rami, linen umumnya digunakan untuk handuk, seprai, serbet, dan taplak. Bahan ini juga dimanfaatkan sebagai lapisan dalam jaket. Linen juga menjadi pilihan untuk bahan pakaian musim panas karena kemampuannya menyerap cairan dan ringan. 

Drill

Drill terbuat dari campuran serat tetoron, rayon, dan polyester. Penampakannya menyerupai kain katun, hanya lebih tebal. Kain ini banyak digunakan untuk bahan utama celana, rok, atau kulot.

Denim

Dengan karakteristiknya yang berserat kuat, denim banyak dimanfaatkan untuk bahan pakaian yang bernuansa kasual. Biasanya untuk bahan celana, rok, jaket. Untuk bahan yang lebih tipis, bisa juga dibuat blus atau baju terusan kasual. Denim juga banyak dimanfaatkan untuk kebutuhan lain seperti tas, bahkan sepatu.

Polyester

Polyester terbuat dari serat sintetis dari material petrokimia, seperti batu bara dan minyak bumi. Kain jenis ini awet, namun panas dan tidak menyerap cairan.


Itu dia beberapa alternatif kain yang bisa digunakan sebagai bahan book sleeve atau kantong buku. Lanjut dengan eksekusi:

1. Pilih dan siapkan kain yang akan digunakan. Jika ada pertimbangan kain utama perlu dilapis, siapkan kain untuk innerline-nya.

2. Potong kain sesuai ukuran yang diinginkan. Aku membuat dua versi, 27x20 cm untuk buku ukuran sedang dan 31x24 cm untuk buku ukuran yang lebih besar.

3. Siapkan bahan tambahan yang dibutuhkan seperti kancing, tali elastis, velcro, resleting, untuk pengunci book sleeve. Atau jika ada kebutuhan hiasan tambahan, bisa pula ditambahkan.

4. Terakhir, tinggal menjahitnya menjadi kantong buku. Bisa dijahit menggunakan mesin atau dengan tangan.

Untuk model yang tak rumit, tak terlalu sulit untuk membuatnya sendiri. Hitung-hitung menjalankan hobi baru, kriya. Cocok, kan, hobi membaca lalu melengkapinya dengan membuat book sleeve sendiri. 

Baca juga: Menerbitkan Buku Antologi secara Mandiri


Buat yang suka membaca, boleh bertukar reviu buku dengan ibu meong, ya. Bisa cek-cek dengan kata kunci  buku atau reviu buku. Untuk film, bisa cari film atau reviu film. Khusus film Korea dan drama Cina, lebih lengkap di blog Curhat si Ambu. Komplit, dah.

Oke, selamat membaca, para pencinta buku. Selamat merawat buku dengan mecoba membuat book sleeve atau kantong buku sendiri. Kalau kesulitan, tinggal belanja di lapaknya keluarga kocheng Cikoneng, Rumah Ronin. 




Perbedaan Darah Rendah dan Kurang Darah

Suatu ketika, saat pulang ke kampung halaman, aku mengalami sakit kepala hebat. Kukatakan kepada keluarga, kemungkinan tensiku ngedrop. Bisa jadi karena terlalu lelah, perjalanan 13 jam dari Bandung, lantas langsung datang ke acara. Tanpa jeda. Beberapa saudara panik, menyebut-nyebut soal transfusi darah. Bah! Membayangkannya saja sudah seram. Tapi, kuingatkan ke mereka, aku (kemungkinan) sedang ngedrop tensinya. Bukan kurang darah. Lupa persisnya saat itu eksekusinya seperti apa. Sepertinya sih, hanya istirahat dan makan daging merah. Lupa. Namun satu, hal, hingga kini masih banyak kudapati banyak orang yang sulit membedakan darah rendah dan kurang darah.  


Baca juga: Mindfulness dan Upaya Mengatasi GERD

Bertahun sebelumnya, memang, pernah ada kejadian Bapak yang harus mendapatkan transfusi darah karena HB yang ngedrop. Nah, mungkin pengalaman itu yang menjadi acuan keluargaku di kampung halaman yang notabene tak banyak bersentuhan dengan informasi yang detail soal kesehatan. Yang terjadi saat itu Bapak perlu transfusi, menginap beberapa hari di rumah sakit, dan selama kurun beberapa waktu melakukan kontrol rutin. 

Teringatkan bahasan ini karena baru menemukan catatan jadul, saat mengelola program kesehatan selagi masih gawe di radio. Kapan hari kebetulan sempat berbagi cerita tentang pengalamanku yang selalu ditolak untuk mendonorkan darah karena: tensi rendah, HB rendah, BB rendah. Baiklah, untuk kembali mengingatkan diri sendiri, kutuliskan kembali catatan soal darah rendah dan kurang darah ini.


Tekanan Darah Rendah 

Seseorang dikatakan mengalami tekanan darah rendah jika angka pengukur tensi menunjukkan 90/60 mmHg atau kurang. Gejala tiap orang berbeda-beda. Seperti yang kualami, sangat lelah, mendadak pusing, mual. Ada yang hingga mengalami pingsan. Tapi, tak sedikit --dan kurasa ini bisa lebih berbahaya-- yang tanpa gejala. 

Hipotensi bisa dialami orang dari berbagai usia. Namun ada kekhasan tertentu yang muncul sebagai serangan darah rendah. Mengutip situs kementerian kesehatan, ada 4 jenis serangan darah rendah:

Hipotensi Ortotastik

Serangan ini terjadi saat seseorang tiba-tiba berdiri dari posisi duduk, jongkok, atau berbaring. Kondisi ini pada umumnya dialami oleh kalangan lansia, tapi tak tertutup kemungkinan menyerah dewasa muda dan anak-anak.

Hipotensi Posprandial

Gejalanya mirip dengan hipotensi ortotastik. Bedanya, serangan terjadi pada kisaran 1-2 jam setelah makan. Dugaannya, aliran darah lebih banyak mengalir ke saluran cerna untuk mendukung proses pencernaan. Kondisi ini sering dialami kaum lansia.

Hipotensi Akut

Serangan hipotensi terjadi secara mendadak, misalnya kondisi syok. Saat berada dalam kondisi syok, tekanan darah turun secara tiba-tiba ke tingkat yang sangat rendah. Akibatnya, otak dan organ tubuh lainnya tidak mendapatkan asupan darah yang cukup sehingga fungsinya tak bisa optimal.

Hipotensi Vasovagal

Hipotensi ini terjadi ketika sistem saraf merangsang pembuluh darah untuk menurunkan tekanannya. Serangan ini terjadi saat seseorang berdiri terlalu lama atau kelelahan saat menjalankan sebuah aktivitas. Gejalanya berupa keringat dingin, pusing, hingga pingsan. Hipotensi vasovagal menyerang kalangan anak-anak hingga dewasa muda. 

Yang terakhir ini mengingatkanku pada masa sekolah. Ada beberapa kawan yang menjadi langganan pingsan saat mengikuti upacara bendera. Hal itu menjadi bahan ledekan di antara teman-teman. Dibully, istilah yang banyak dipakai di masa kini. Mengingat peristiwa itu, di masa sekarang jadi bertanya-tanya, "kenapa guru kok nggak waspada, ya?". Jika siswa memiliki kecenderungan itu, mungkin sebaiknya dibebaskan dari kewajiban mengikuti upacara. Atau ditempatkan di posisi teduh. Atau, kalau tak sanggup berdiri, disediakan kursi. Tentu saja acuannya adalah bahwa upacara merupakan salah satu cara melatih kedisiplinan. La, tapi kalau jadinya celaka, bagaimana? Ah, semoga di masa kini, para guru dan pembimbing sekolah lebih peka terhadap kondisi kesehatan para siswa.   

Tekanan darah rendah atau hipotensi ini bisa disebabkan oleh banyak faktor, di antaranya keturunan, adanya infeksi, perdarahan, kehamilan, dehidrasi, gangguan jantung. Konsumsi obat tertentu juga berpotensi menjadi penyebab hipotensi. 

Baca juga: Berdamai dengan Inner Child

Untuk menghindarkan diri gangguan kesehatan yang lebih jauh akibat hipotensi, seperti gangguan hingga serangan jantung, stroke, gangguan ginjal, dan gejala penyakit lain, ada beberapa upaya dan pembiasaan yang bisa dilakukan.

  1. Konsumsi air putih lebih banyak
  2. Konsumsi makanan bergizi, terutama yang mengandung garam atau natrium
  3. Hindari mengubah posisi tubuh secara mendadak
  4. Hindari/kurangi konsumsi alkohol
  5. Konsumsi secangkir kopi pada pagi hari
  6. Berolahraga secara teratur


Kurang Darah

Kurang darah adalah istilah awam untuk menyebutkan keadaan anemia yaitu kadar hemoglobin (HB) darah yang rendah atau kurang dari normal. Saat ikut mengelola media internal Kementerian Kesehatan, aku menjumpai catatan tentang banyaknya temuan di lapangan terkait anak-anak remaja yang mengalami anemia. Sampai kemudian ada program pemberian tablet khusus tambah darah, terutama untuk para remaja putri. Urusan parenting juga perlu banyak menyinggung perihal kesehatan anak-anak, ya, selain hal-hal penting lain terkait interaksi orang tua dan anak. Bisa coba cek catatan Mbak Eny soal parenting di Malang yang menceritakan soal Sekolah Parenting Harum.

Hemoglobin terdapat pada sel darah merah (eritrosit) yang berfungsi untuk membawa oksigen ke seluruh organ tubuh. Oleh karena itu seseorang kurang darah (anemia) akan mengeluh lemah (fatique) karena oksigen yang ke jaringan dan organ tubuh berkurang. Penyebab paling umum anemia adalah kekurangan zat besi. Dan perempuan memiliki risiko anemia lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Hal ini dikarenakan setiap bulannya perempuan kehilangan darah pada saat menstruasi dan harus memproduksi banyak darah. Sayangnya, kebanyakan perempuan tidak menyadari bahwa dirinya mengalami anemia hingga menjalani tes darah seperti pada waktu donor darah atau tes darah lengkap. 

Namun, ada cara yang dipercaya cukup signifikan dalam mencegah anemia. Yaitu diet ketat zat besi. Salah satu makanan tinggi zat besi adalah daging dan sayuran hijau. Dan perlu diingat kalau tannin dalam teh dapat menghambat penyerapan zat besi di usus. Oleh karena itu, sebaiknya tidak meminum teh sehabis makan daging.

Vitamin C juga memiliki efek yang bagus untuk penyerapan zat besi. Satu porsi steak daging dengan segelas jus jeruk merupakan kombinasi yang bagus untuk mencegah anemia.

Patokan ukuran hemoglobin, untuk laki-laki (13,8 - 17,2 mg/dL) dan perempuan (12,1 - 15,1 mg/dL). 

Baca juga: Ngeblog untuk Bantu Cegah Stres


Tanda-tanda anemia

  • Mata berkunang-kunang
  • Gampang mengantuk
  • Pucat
  • Lemah, letih, lesu
  • Lidah, bibir, kuku pucat
  • Wajah pucat


Penyebab anemia

  • Kekurangan nutrisi (terutama yang mengandung zat besi, protein, dan asam folat)
  • Kehilangan darah atau mengalami perdarahan
  • Penyakit kronis, misalnya TBC, cacingan


Penatalaksanaan anemia

  • Istirahat dan batasi aktivitas
  • Meningkatkan asupan nutrisi terutama yang mengandung zat besi/Fe, protein, dan asam folat
  • Transfusi


Nutrisi untuk penderita anemia

  • Nutrisi adalah makanan yang mengandung cukup nilai gizi dan tenaga untuk perkembangan dan pemeliharaan kesehatan secara optimal
  • Makanan yang dianjurkan bagi penderita anemia adalah yang mengandung:

    1. Zat besi (Fe), seperti hati dan daging sapi, kuning telur, buah-buahan yang dikeringkan    (misal: kismis), sayur-sayuran yang berwarna hijau (kangkung, daun katuk, daun ubi jalar, bayam, daun singkong, kacang buncis, kacang panjang, dll.)
    2. Asam folat, seperti hati sapi, jamur, pisang, apel
    3. Protein, seperti telur, susu, tahu, tempe, kacang-kacangan


Kalau mengeja deretan nutrisi yang perlu dipenuhi bagi penderita anemia, terlihat menyenangkan, ya? Ketika penderita gangguan kesehatan lainnya harus mengerem konsumsi daging, penderita anemia malah disarankan. Gampang, kan, sebetulnya? Yuk, sehat, yuk! 

Baca juga: Pola Hidup Sehat untuk Cegah Diabetes dan Virus Korona

Jadi, demikianlah sekilas menjawab seringnya kekeliruan soal "darah rendah dan kurang darah". Secara sederhana mungkin bisa dibedakan bahwa "tekanan darah rendah" yaitu tekanan darah dalam pembuluh darah yang berkurang sedangkan "darah rendah" yaitu zat dalam darah itu sendiri berkurang. Belum kutemukan informasi tentang kecenderungan orang dengan tensi rendah apakah juga bermasalah dengan HB. 


I Am A Survivor, Buku Baru Gol A Gong

Pada 5 September 2021 lalu, aku ketemu untuk pertama kalinya dengan Gol A Gong, pengenalan buku terbarunya saat itu, Gong Smash. Aku tahu nama besarnya. Sayangnya, saat remajaku, lingkungan terdekatku lebih memilih serial lain yang dikenal masa itu, Lupus, bukan Balada si Roy, karya monumentalnya Gong. Seandainya baca, mungkin di masa ini, aku telah mengelanai berbagai kawasan di tanah air, pun dunia. Atau sudah memulai aktivitas menulis sedari muda. Mungkiiiiin 😁. Pertengahan bulan lalu, Gong melahirkan bukunya yang baru, I Am A Survivor

Baca juga: Perjalanan Menuliskan Fragmen 9 Perempuan

Pada pertemuan di hari itu Gong bercerita tentang muasal tangan kirinya yang buntung. Cerita yang membuatku tergelak. Ajaib! Rasanya semasa kecil belum pernah kujumpai anak laki-laki yang sebandel itu, haha! Bagaimana tidak, ia menerjunkan dirinya dari dahan pohon tinggi semata mengikuti para penerjun payung. Patahlah lengan kirinya. Peristiwa kecelakaan ini bukanlah kali pertama Gong mengalami sakit berat. Pada umurnya yang lebih muda, kepalanya sudah berhiaskan jahitan di beberapa tempat. Inilah hal-hal yang dibagikannya di buku terbarunya, hingga ia menjudulinya I Am A Survivor.


Tubuh dengan Banyak Penyakit 

Itulah yang dikatakan sendiri oleh Gol A Gong tentang dirinya. Termasuk sakit terakhir yang dialaminya saat proses penulisan buku terbarunya tersebut. Fistula ani, itu nama penyakitnya. Tapi Gong adalah jenis manusia yang tak surut oleh keterbatasan.

Beruntung memang, Gong dibesarkan oleh orang tua, yang keduanya adalah pendidik. Laki-laki dengan nama lahir Heri Hendrayana Harris ini sedari kecil benaknya dipenuhi imajinasi. Terlebih sejak peristiwa yang membuatnya kehilangan lengan kirinya, sang ayah mengenalkannya pada lebih banyak bacaan. Gong kecil memupuk banyak informasi di kepalanya, yang di kemudian hari menjadi bekal penting untuk profesinya sebagai penulis. Ayangnya mengingatkan, dalam keterbatasannya Gong justru harus unggul dalam hal lain. Sedari awal tampaknya Gong memang berusaha mengunggulkan diri dalam dunia literasi. Membaca, lalu menulis. 

Tapi bukan hanya melulu buku, sih. Gong menguatkan fisiknya dengan berolah raga, yang menjadikannya kuat dan mahir dalam bermain bulutangkis. Tak tanggung-tanggung, Gong pernah mengharumkan nama Indonesia sebagai pemenang bulutangkis di ajang Asian Para Games. Pada 1986 ia menyabet tiga emas untuk permainan single, beregu, dan double. Sedangkan pada 1989 dan 1990, dia menjadi juara se-Asia di Fespic Games di Solo dan Kobe-Jepang. Kemampuannya bermain bulutangkis ini menjadi bekal penting saat ia melakukan perjalanan berbulan-bulan di Indonesia Timur. Perjalanan yang kelak dituangkannya ke dalam cerita Balada si Roy.

Baca juga: Alaya, Kisah tentang Mimpi yang Mewujud, Takdir, dan Cinta

Kisah perjalanannya sangat menarik. Terutama, buatku, adalah bagian di kepulauan Maluku. Ekstrem, perpaduan antara menantang, mengerikan, getir. Yang kata Gong sendiri, "Jangankan disuruh mengulang, membayangkannya saja saya ngeri." Tapi saat ketemu lagi dan kutanya perihal perjalanan ke Maluku tersebut, Gong mengaku punya keinginan untuk menengok kawasan-kawasan yang pernah ia singgahi, menjumpai orang-orang yang pernah menolongnya. Tentu saja menggunakan moda transportasi yang memadai, tidak nekat jalan kaki seperti pada tahun 80-an tersebut. 

Berlengan satu, dengan sejarah aneka penyakit, Gong telah menunjukkan prestasinya jauh melampui sebagian besar kita yang memiliki tubuh lengkap dan sehat. 


Demi Menggenapkan Maskawin untuk Istrinya

Gol A Gong adalah orang yang penuh rencana. Selagi memikirkan tentang buku barunya, ia teringatkan pada janji pernikahan kepada perempuan yang dinikahinya, Tias Tatanka. 

Saat melamar Tias, ia menawarkan beberapa maskawin seperti perhiasan dan uang. Sang calon mempelai, menolak. Keluar Tias terbilang berada. Materi sepertinya tak menarik buatnya. Lalu Gong menawarinya akan membuatkan perpustakaan. Tias suka, tapi masih meminta tambahan yang lain. Gong menyodorkan ide untuk "jalan-jalan, backpaker-an ke luar negeri dengan cara dicicil". Tias menerima, lalu menikahlah mereka. Berdua, mereka telah menyusuri tak kurang dari 10 negara. Nah, dengan ide melahirkan buku I Am A Survivor ini, Gong bermaksud menggenapkan maskawinnya untuk perempuan yang telah menjadi tangan kirinya tersebut. Rencana itu adalah kembali melakukan perjalanan lintas negara. 

Dalam buku I Am Survivor, Gong menceritakan soal detail rencana perjalanannya. Soal dokumen yang harus disiapkan, penyewaan mobil, detail teknis selama perjalanan. Bersama Tias ia tak sekadar jalan-jalan, melainkan juga sekalian menjalankan tugas sebagai Duta Baca Indonesia yang diembannya sejak 2021 menggantikan pengemban sebelumnya, Najwa Shihab, hingga 2026 yang akan datang. Hal penting yang ingin diingatkannya kepada diaspora di negara-negara yang dikunjunginya adalah soal terus ikut menggiatkan dunia literasi di tanah air, dengan segenap kapasitas yang mereka miliki. 

Baca juga: Menerbitkan Buku Antologi secara Mandiri

I Am A Survivor terdiri dari 12 bagian, dengan total 35 bab. Banyak detail menarik yang dibagikan Gol A Gong. Hal-hal yang lucu, yang mengharukan, yang menghangatkan. Aku sendiri sungguh terkesan dengan sosok Bapak yang diceritakan Gong di sepanjang bukunya. Dari kisah perjalanannya sendiri banyak yang bisa dijadikan pembelajaran. Bisa jadi salah satu bacaan yang direkomendasikan bagi para travel blogger Indonesia atau siapa pun yang ingin melengkapi pengalaman traveling


Judul: I Am A Survivor

Penulis: Gol A Gong

Penerbit: Epigraf, Cetakan Pertama, Agustus 2023

ISBN: 978-623-7285-41-0

Tebal: 200 halaman


Reviu dalam versi lain bisa dibaca di Kompasiana Dhenok Hastuti

I Love You, Single Hit Sofie yang Masih Terus Dicari

I Love You. Lagu ini pernah menjadi langganan pilihan pendengar, saat aku siaran program musik. Terutama waktu  di kurun waktu gawe di Radio Mara (1996-2006), lalu saat siaran di Radio Maestro (2007-2009), dan di Radio Sonora (2013-2020). Tampaknya nuansa yang dibangun lagu ini, lengkap dengan lengkingan tinggi suara Sofie terasa pas bagi mereka yang tengah menyimpan rasa tertentu. Jatuh cinta? Patah hati? Jangan-jangan kamu di antaranya?!

ILUSTRASI DUMMY


Baca juga: Lagu-lagu Terbaik James Bond

Kapan hari ada yang menayangkan lagu ini di akun media sosialnya. Sofie tampil dengan I Love You dalam nuansa yang berbeda. Kuduga itu versi barunya. Tapi ini 2023, lo! Masih ada yang menayangkan lagu tersebut. Tapi, yaaa ... yang namanya kenangan, sulit untuk diabaikan begitu saja. Nuansanya akan tetap mengikuti meski tahun demi tahun berlalu. 


I Love You dan Radio Siaran pada Masanya

Istilah "pada masanya" ini kupakai untuk merujuk masa lagu ini (masih) berjaya. Setidaknya pada masaku yang masih tersisa gaungnya, meski itu hampir dua dekade setelahnya. Sudah masuk dalam deretan "lagu nostalgia". Biasanya lagu ini aku putar di jam sore (16.00-18.00) atau malam (20.00-22.00). Kalau ada yang rikues pada jam pagi, ditolak. Mendayu-dayu begitu, bisa bikin yang sedang bekerja jadi kasuat-suat, toh?! 😁

Masa itu aku menjadi saat aku belajar banyak tentang lagu. Menjadi kesenangan tersendiri buatku untuk mencari referensi tentang lagu tertentu dengan lirik-liriknya. Tentang penyanyi atau grup musiknya. Kadang informasinya tercukupkan dari sampul kasetnya saja. Tapi, kalau mau lebih lengkap ya menacri dari sumber lain. Nah, di situ tantangannya. Sumbernya hanya koran, majalah, buku. Ada yang bahannya bertebaran di banyak sumber, lebih banyak lagi yang nggak ketahuan. Termasuk Sofie ini.

Saat itu, sungguh aku tak menemukan referensi apa pun soal Sofie dan lagunya yang melegenda itu. Padahal sedemikian sering lagu itu diputar, dibarengi dengan hati yang ikut menjerit-jerit dari para pendengarnya. 

Baca juga: LCLR Plus, Pesona Musik 80-90an


I Love You


Since the day we've met

It seems like heaven came to me

I've got this funny sence

Of humor that delibers me

Is it good or bad?

That I believed each word you said

It feels like nothing can't go wrong in your company


I am honest, not untouchable

I'm a woman but not weak

I'm fighting for my honour

And I'm not so quickly pleased

I am honest, not untouchable

And I don't like second hand

But I know that since a day or two

It's getting out of hand

I love you


I wonder how I know your name

It's whispered by the breeze

And in a funny way, it's hypnotising me

How can you size the spaces

Between love and admiration

It is frightening

It is something I can't see


Still I'm honest, not untouchable

I'm a woman but not weak

I'm fighting for my honour

And I'm not so quickly pleased

I am honest, not untouchable

And I don't like second hand

But I know that since a day or two

It's getting out of hand

I love you


Yes, I love you, whoa-oa-oa

I love you, whoa-oa

Whoa, whoa, whoa

I love you, whoa-oa, oh yeah


Baca juga: Grammy Award 2020, Lagu, dan Siaran Radio


Mengenal Sofie

Saat melihat tayangan Sofie dengan I Love You aransemen baru itu aku iseng untuk mencari tahu tentang penyanyi ini. 

Nama lengkapnya Sofie Verbruggen. Lahir di Antwerp, Beligia pada 1956. Tumbuh dalam keluarga seniman, Sofie sudah mengenal musik sejak kecil. Masuk usia remaja ia mulai mengikuti ajang kompetisi menyanyi. Salah satunya, yang ia menangkan adalah kontes "Ontdek-de-Ster" (discover-the-star) pada 1973. Dua tahun berikutnya ia menjadi anggota band disko "Trinity" yang tergolong sukses. Sayang hanya bertahan selama 3 tahun. Setelahnya ia mencoba bersolo karier.

Peruntungannya belum cukup bagus. Dua singel yang ia rilis pada 1979 dan 1981, hanya bergaung samar di Belgia. Baru pada rekaman ketigalah ia meraih sukses. 

Lagu itu, I Love You, adalah karya komposer Belanda, Roan Malister. Rilis pada 1982. Setahun berikutnya Sofie mengikuti kompetisi Eurosong-contest. Hanya berhasil meraih posisi kedua. Namun, lewat I Love You, namanya telah abadi di hati para penikmatnya di seluruh dunia.

Apa kabar Sofie kini? Aku tak menemukan cukup referensi. Hanya tersebutkan, ia membentuk live-band "So Four" pada 1993. Mereka merekam album So Far So Good yang di dalamnya terdapat I Love You dalam aransemen baru. Karier bermusiknya, pada kurun 1995-96, juga dianggap kembali bangkit, dengan dikeluarkannya album bertajuk Love Loops

Semoga masih terus berkarya, ya, Teteh Sofie 😊

Lantas terpikir untuk membuat doodle bertulis I Love You sebagai ilustrasi. Sekaligus sebagai ungkapan buatmu, ya, buatmu: I love you!

Baca juga: September, Lagu Apa yang Terhubung dengan Kisahmu?