Pola Hidup Sehat, Cegah Diabetes dan Hindari Virus Corona

Saat ini kita tengah menghadapi pandemi COVID-19. Catatan per hari ini (21/12/2020) pasien meninggal dunia sudah melewati angka 20 ribu, dan kasusnya sudah tersebar di 34 provinsi di tanah air. Bandung juga masih masuk zona merah. Syukurlah, Vaksin Virus Corona sudah siap ya. Yuk kita cari waktu untuk melakukan vaksinasi. 

Nah, bicara kaitan virus dengan penyakit lain, diabetes menjadi satu penyakit yang jika terpapar COVID-19 berisiko mengalami gejala berat dan tak cukup melakukan karantina mandiri alias harus dalam penanganan tenaga medis secara khusus atau perawatan di rumah sakit. 


Penelitian menyebutkan, sebanyak 25 persen pasien COVID-19 adalah diabetisi. Hal ini terjadi karena gula darah yang tinggi menjadi tempat yang ramah bagi para virus berkembang biak. Gula darah yang tinggi juga menyebabkan imunitas penderitanya lebih rendah dibandingkan mereka yang sehat. Ditambah lagi, orang dengan diabetes biasanya dibarengi dengan kondisi lain yang memperburuk kesehatan, seperti tensi darah yang tinggi, gangguan ginjal, dan lain-lain. Dan jangan salah, diabetes tak lagi menyerang orang-orang berumur, namun juga mereka yang terbilang masih muda.

Seram kan?! Eh ini bukan nakut-nakutin loh..

Yuk berkenalan dengan diabetes!

Diabetes merupakan penyakit kronis yang terjadi saat tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara efektif, atau pankreas tak cukup memproduksi insulin. Gejala umumnya adalah kadar gula yang berada di atas normal. Pada diabetes tipe 2, tubuh tidak efektif menggunakan insulin yang berakibat pada kekurangan insulin. WHO mencatat, sebanyak 450 juta orang mengidap diabetes dan 90 persen dari angka tersebut merupakan diabetes tipe 2. Sedangkan data Kementerian Kesehatan Indonesia menunjukkan, pada 2018, di tanah air tercatat tak kurang dari 15-17 juta orang menderita diabetes.  

Ibu saya didiagnosis diabetes pada tahun 2000. Secara berkala ia melakukan pemeriksaan darah, berkonsultasi pada dokter spesialis penyakit dalam, menghindari makanan-makanan yang berpotensi meningkatkan kadar gula darah, berolah raga ringan, dan melengkapi dengan ramuan tradisional untuk meningkatkan kebugaran. Kondisinya naik turun, hingga akhirnya terjadi beberapa komplikasi. Terakhir, setelah serangan stroke keempat, ibu menyerah. Berpulang pada 2013.

Kalau saya lumayan familiar bicara soal diabetes, selain karena pengalaman memiliki orang tua diabetisi juga karena selama beberapa tahun menjadi koordinator sebuah program talkshow radio bersama para dokter di rumah sakit pemerintah dan swasta di Bandung. Tapi di masa kini, informasi lebih mudah diperoleh. Lewat search engine, bisa kita temukan aneka artikel pendukung. Atau cari website/aplikasi tepercaya untuk mendapatkan penjelasan sekaligus solusi. Aplikasi Halodoc misalnya, yang selain menyajikan aneka informasi berupa arikel, juga menyediakan ruang untuk bertanya langsung kepada ahlinya. Para profesional yang dilibatkan memberikan jawaban sesuai keahliannya. Dalam kasus diabetes misalnya,  selain solusi medis juga akan diberikan saran terkait dengan makanan-minuman yang baik dan sebaliknya tak boleh konsumsi, diet yang tepat dan sebagainya.

Halodoc sendiri adalah aplikasi kesehatan dari sebuah perusahaan rintisan yang didirikan oleh Jonathan Sudharta pada 2016 lalu. Berbagai kemudahan bisa didapatkan melalui website atau aplikasi ini, dengan aneka fiturnya. Cukup melalui gawai kita bisa melakukan chat dengan dokter, membuat janji pertemuan, cek laboratorium, bahkan mendapatkan saran pembelian obat untuk penyakit-penyakit yang tak perlu dilakukan penanganan khusus. Selain itu tersaji pula aneka artikel yang dapat menjadi informasi awal atau rujukan. Termasuk detail soal diabetes, bisa cek langsung Halodoc lewat aplikasi maupun website resminya.



Nah, kita bicara soal pencegahan saja yang bisa kita lakukan ya..

Bagi saya, dan siapa saja yang punya orang tua diabetisi, tentu saja perlu berhati-hati. Karena faktor genetik merupakan salah satu penyebab diabetes tipe 2. Namun yang tak kurang berbahayanya adalah pola hidup masa kini yang cenderung cari yang instan dan malas bergerak. Tak heran jika diabetes tipe 2 juga tak hanya menyerang orang dewasa namun menyasar juga ke mereka yang berusia lebih muda.   

So, apa yang bisa kita lakukan?

      1. Pola makan sehat

      Batasi konsumsi makanan dan minuman tinggi gula, kalori, dan lemak. Sehari cukup konsumsi gula maksimal 40 gram atau setara dengan 3 sendok makan. Lebih banyak konsumsi makanan berserat, seperti sayuran, buah, dan biji-bijian.

      2. Olah raga rutin

Malas? Tak boleh ada kata malas ya.. Dokter menyarankan cukup 30 menit saja sehari, menyesuaikan kondisi tubuh. Lebih lanjut bisa dikonsultasikan ke dokter. Selain membuat badan lebih bugar, olah raga dapat mencegah diabetes dengan membantu tubuh memanfaatkan insulin dengan baik sehingga tidak terjadi kekurangan.

3. Menjaga berat badan dan lingkar pinggang ideal

Untuk mendapatkan berat badan ideal, bisa cek body mass index atau BMI. Jika berlebih, ada kemungkinan kita mengalami obesitas yang artinya potensial terserang penyakit kronis.

Satu hal yang jarang dilakukan adalah mengecek lingkar pinggang.

Berikut panduannya,


4. Mengelola stres

Stress tak bisa dihindari. Jadi yang bisa kita lakukan adalah mengelolanya. Saat stress terjadi, tubuh melepaskan hormon kortisol yang menyebabkan gula darah meningkat. Selain itu, makanan sering kali menjadi salah satu pelarian mereka yang tak bisa mengelola stress dengan baik.

5. Melakukan pengecekan gula darah secara rutin

Untuk poin terakhir ini, biasanya dokter memberikan saran bagi mereka yang berusia di atas 40 tahun, memiliki riwayat keluarga diabetisi, gangguan jantung, tekanan darah tinggi.

Mari jaga kesehatan, dan tetap bahagia ya.. Biar badan lebih bugar, kualitas hidup lebih baik, dan memberikan manfaat bagi semua makhluk di sekitar kita. #selfreminder



20 comments

  1. Iih ngeri juga ya mbak. Hingga 25% pasien COVID-19 adalah diabetisi dan jika mengalami gejala yg berat tidak cukup melakukan karantina mandiri.


    Semoga Seluruh Mahluk Hidup Berbahagia

    ReplyDelete
    Replies
    1. kang syahri jaga kesehatan ya.. bareng nyonya dan si kecil

      Delete
  2. Abahnya Nona Manis tu ada potensi diabetes. Kalau pola makannya nggak dijaga gula darahnya tinggi.

    Masalahnya, beliau tu kadang diminta olahraga pun susah. Padahal olahraga kan bisa mencegah diabetes. Iya kan kak?

    ReplyDelete
    Replies
    1. ajakin lg olah raga yg ringan2. dan makanan yg ngaruh banget. inget ibu duli kabita sm yg makan mangga. nyobain bbrp iris aja dah langsung naik gula darah.

      Delete
  3. Bener sekali penjelasan mengenai diabets soalnya dulu aku jg merawat ayahku yang diabet juga. Olahraga dan mengecek kadar gula darah rutin itu harus sering dilakukan ya supaya terkendali

    ReplyDelete
  4. Di masa seperti ini kelola stres memang diperlukan ya, mengingat keadaan yang belum berangsur kondusif dan ekonomi yang belum stabil

    ReplyDelete
  5. Sejak pandemi ini lho Mbaaa, stresku makin menjadi-jadi hiks.
    sekarang mau lebih hepiiii ah
    mau rajin olahraga/yoga/zumba jugaakkk

    ReplyDelete
    Replies
    1. ayoooo jangan keterusan stres. aku berusaha lbh ikhlas. ni pandemi jg ngaruh ke kerjaan. yo wis, jalani aja. kan katanya, pintu satu tertutup, masih ada pintu lain.

      sehat2 yaaaa.. eh aku jg target musti olah raga taun depan 😃

      Delete
  6. Nah ini penting pola hidup sehat di masa pandemi, jaga keluarga kita semoga sehat berkah selalu

    ReplyDelete
  7. Paling takut saya ngalamin stroke
    Karena sebagai penderita kita ga bisa apa apa
    Orang di sekeliling kita jadi susah
    Eniwei saya sangat terbantu adanya Halodoc
    Kaya sekarang lagi diare, untung Ada Halodoc dengan informasinya

    ReplyDelete
    Replies
    1. saya mah boro2 stroke, vertigo aja nyerah. kalo migren masih bisa sambil ngapa2in.. vertigo mah bener, ampun. tepar. semoga ga kambuh2 lg.

      ambu sehat2 juga ya

      Delete
  8. Aplikasi ini emang cocok banget deh selain bisa update info bisa konsul juga ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyes. Setidaknya info awal sebelum pemeriksaan lebih detail

      Delete
  9. Ya ampuuun ... jadi ingat tahun ini belum cek darah. Biasanya tiap bulan Desember. Ndilalah ini kok ya pas Desember saldo lagi ramping sekali :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. ngepasin pertambahan umur ya. kl aku pas ultah, minum obat cacing 😂

      mau cek darah, dari sejak masih aktif kerja dg duit rada longgar sampe sekarang miskin kering kerontang, ga jadi aja 😅

      Delete
  10. Semua penyakit memang brawal dari gaya hidup, pola hidup ya mba. Selama pola hidup yang diterapkan baik, insya Allah akan sehat. Tapi masa pandemi ini,rasanya berat badan nambah terus,hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. mau dong tips nambah berat badan hehe.. mau nambah dua kilo aja susah banget akutuuu

      Delete