Raw Ayam Untuk Pesta Tahun Baru

For Cats? Of course-laaaaah :) Ketika pada perayaan tahun baru para orang tua menyiapkan hal istimewa untuk keluarga, demikian pula halnya ibu meong, berusaha memberikan perayaan khusus buat anak-anak meong :) Ayam raw itu istimewa. Karena sejauh ini belum menjadikannya rutin. Hanya Aa Naga saja, itu pun sehari sekali. Selebihnya diusahakan paling banter hanya 2-3 kali seminggu. (Baca di catatan sebelumnya: raw daging ayam untuk kucing.)


Malam pergantian tahun langit Bandung dipenuhi warna-warni cahaya, tapi dibarengi hiruk pikuk suara yang tak semata mengganggu sebagian pendengaran manusia, tapi juga memunculkan ketakutan tersendiri terhadap binatang peliharaan, specially kucing. Maka dari beberapa hari lalu kusiapkan raw ayam yang sedikit berbeda. Rencananya menggunakan bahan fillet ayam, tapi ternyata tak kebagian. Sepertinya fillet dada ayam menjadi pilihan terbanyak acara perayaan malam tahun baru. Baiklah, daging yang tersedia saja. Tentu saja dari daging ayam dingin segar. Mengapa sih musti ayam dingin segar? Ayam dingin segar diproses dalam sistem rantai dingin, di bawah suhu 4°C, sehingga bisa tahan 1-2 hari jika disimpan dalam refrigerator. Bahkan yang beku, bisa tahan sampai 6 bulan. Lebih lengkapnya cari informasinya di sini.

Olahan raw ayam ini sebetulnya tak istimewa-istimewa amat, pun tak terlalu rumit. Yang bikin rumit adalah proses penyiapannya, butuh kesabaran karena belum juga si ayam diiris-iris, pasukan sudah siap serbu. Bisa dibayangkan ketika gank kucing berjumlah lebih dari 15 ekor. Rumit kan?

Yang dibutuhkan di sini hanya daging ayam sebagai bahan utama, kuning telor, dan minyak ikan. Kuning telor pun mentah? Yup! Kalau manusia memanfaatkan kuning telor mentah sebagai jamu, pun pada penanganan beberapa gangguan penurunan imunitas, kuning telor mentah menjadi salah satu menu yang disarankan vet. Sedangkan minyak ikan adalah salah satu suplemen yang dianjurkan pula untuk kesehatan kucing. Selain bahan utama, dibutuhkan wadah sejumlah kucing yang akan diberikan menu raw. Idealnya menggunakan wadah kecil bertutup yang bisa dimanfaatkan ulang. Tapi berhubung tak tersedia, aku menggunakan wadah plastik kecil berperekat.
Cara mengolah:
  1. Potong daging dan tulang ayam. Ingat di catatan sebelumnya, komposisinya adalah 80% daging, 10% tulang, 10% organ (hati, ampela, jantung, ginjal, dsb. Lalu masukkan masing-masing ke dalam wadah yang sudah disiapkan. Pertimbangan jumlah raw adalah 3% berat badan kucing. Berhubung agak sulit untuk harus memberi nama masing-masing kemasan lengkap dengan ukuran berat badan, maka jumlah disamakan. Saat pemberian saja ada pengira-ngirakan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan.
  2. Kocok kuning telor di tempat terpisah. Pada masing-masing wadah, masukkan sesendok kuning telor.
  3. Setelah selesai, masukkan semua campuran ayam dan kuning telor ke dalam freezer. Simpan selama 3 hari. Lalu kapan minyak ikan dicampurkan?
  4. Hari ketiga, keluarkan campuran daging ayam dan kuning telor. Rendam dalam air panas untuk mengurai kebekuan. Saat campuran raw sudah siap makan, masukkan minyak ikan.
  5. Selesai sudah, siap santap.



Apakah  kucing suka? Sebagian besar kucing di rumah suka raw. Jadi jangan tanya. Lahap! Terutama bocah-bocah yang sedang dalam masa pertumbuhan. Bahkan lelehan kuning telor di piring pun, tandas. Si bayi jalanan tanpa induk yang sedang dalam perawatanku pun, dengan penuh nafsu ikut menyerbu. No no no! Bayi tak boleh!

Meski kuning telor banyak disarankan vet untuk mendongkrak ketahanan tubuh kucing, terutama saat ditemui gejala tak mau makan, tapi kuning telor tidak direkomendasikan untuk kucing yang sedang mengalami diare dan atau muntah. Karena malah dapat memperburuk kondisi mereka. Tapi, penanganannya kembali ke ayam. Maksudnya?

Dalam setiap 100 gr daging ayam mengandung 74 persen air, 22 % protein, 13 mg kalzium, 190 mg fosfor, dan 1,5 mg zat besi. Daging ayam mengandung vitamin A, C dan E. Kadar lemak dalam ayam terhitung rendah, dan termasuk asa lemak tak jenuh. Maka daging putih ini cocok untuk menjadi salah satu sumber protein semua usia, dari usia balita hingga lanjut usia; bagi mereka yang sehat, sakit, maupun dalam proses pemulihan. Bukan hanya bagi manusia, produk unggas ini juga baik untuk binatang perliharaan (karnivora tentunya). Dokter hewan langganan anak-anak  meong di rumah, drh. Sri Rejeki, kebetulan sangat pro penanganan alami. Hal pertama yang selalu disarankan untuk mengatasi gangguan lambung dengan gejala diare atau muntah adalah dengan hentikan sementara makanan, berikan hanya kaldu tulang ayam. Saat berangsur memulih, baru daging ayam rebus bisa ditambahkan. Setelahnya, berikan daging ayam dalam porsi kecil tapi dengan frekuensi lebih sering untuk mendongkrak imunitas.


Bicara soal kaldu tulang ayam, dalam tiap cangkir kaldu ini terkandung sekitar 6 gram protein,  dan banyak mineral seperti fosfor, kalsium, kalium. Dua mineral pertama baik untuk tulang dan gigi. Sedangkan kalium membantu memindahkan nutrisi dari dalam sel dan bertugas membuang limbah keluar dari sel. Proses memasak tulang ayam untuk diambil kaldunya ini membutuhkan suhu rendah dan proses lambat. Tujuannya untuk memecah jaringan ikat pada daging; selain untuk mendapatkan kolagen, kaldu juga mengandung gelatin. Seperti diketahui, gelatin dapat membantu pencernaan dan baik untuk proses penyembuhan. Bagi kebutuhan manusia, pada proses perebusan dapat ditambahkan beberapa sayuran seperti wortel, bawang bombay, bawang putih, dan jahe. Kaldu tulang ayam ini, baik versi untuk manusia maupun pet, dapat dibuat dalam jumlah banyak untuk disimpan dalam lemari pendingin.

So, ini bukan semata berbagi tentang raw buat kucing. Tapi pentingnya memberikan yang terbaik untuk keluarga tercinta. Ayam adalah daging yang mudah didapatkan dan disukai anak-anak. Selain itu, ayam juga memberikan manfaat kesehatan. Dan jangan lupa, tetap jadikan daging ayam dingin segar sebagai pilihan.

No comments