Kesadaran Spiritual, Hidup dalam Perspektif Baru

Istilah spiritual, spiritualitas, spiritualis belakangan hari banyak disebut-sebut. Apakah ini hanya semacam tren, ketika keseharian manusia dirasa itu-itu saja dan membosankan? Mengulik, mencari sesuatu yang berbeda untuk digaungkan sama-sama? Ataukah ada hal yang lebih mendalam, sesuatu yang memang sedang bergerak di tengah semesta raya ini? 



Baca juga: Letting Go, Sistem Pragmatis Melepaskan Diri dari Keterikatan dan Hambatan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), spiritual diartikan sebagai 'berhubungan dengan atau bersifat kejiwaan (rohani, batin).' Spiritual merupakan kata sifat. Kata bendanya, spiritualitas. Pelakunya, spiritualis. 

Definisi lain yang berlaku di khalayak umum, menjelaskan spiritual sebagai hal yang ada di dalam batin, ada dalam internal diri, sebagai kebalikan dari hal di luar diri atau eksternal. Sehingga orang yang melakoni hidup sebagai spiritualis, artinya mencari kebahagiaan ke dalam diri, bukan keluar. Pencarian kebahagian keluar seringkali mengarah kepada materialisme. Jadi, kuncinya terletak pada 'di mana mencari kebahagiaan.' Jika senyatanya pencarian adalah menuju ke dalam batin, orang tengah berada di jalur spiritual. 


Kesadaran spiritual

Istilah ini buatku paling pas. Ada yang menyebutnya spiritual awakening atau kebangkitan spiritual. Ada yang menyebutnya pencerahan. Kesadaran terasa lebih pas, karena sebetulnya, bisa jadi, semua orang telah melakukan perjalanan spiritual sedari lahir. Namun tidak dengan kesadaran penuh.  

Kapan kesadaran itu muncul? Pengalaman setiap orang berbeda. Pun respon terhadap kesadaran tersebut. 

Banyak kisah yang menunjukkan, kesadaran spiritual muncul pasca terjadinya peristiwa yang mendatangkan trauma hebat. Rasa sakit dan hari-hari yang terasa kelam, menjadikan orang menarik diri, melihat ke dalam diri, lalu muncul sebuah kesadaran baru. Ada kesadaran baru yang membawa serta energi untuk bergerak dari hal tak baik menuju kebaikan. Ada semangat baru untuk melakukan perubahan. Bahkan bukan semata bagi diri sendiri, melainkan bagi semua makhluk. Tak semua yang mengalami peristiwa buruk akan merespon panggilannya tersebut. Bisa jadi, sebaliknya, makin terjerumus pada perspektif yang lebih gelap. Kesadarannya terhenti, tidak bertumbuh. 

Dalam pertumbuhannya kemudian, kesadaran tersebut tak serta merta berjalan lancar. Sumbatan di sana-sini karena berbagai hal, baik faktor internal dalam diri maupun lingkungan. Banyak yang mengalami proses yang melelahkan, hancur, diabaikan oleh lingkungan, dianggap aneh oleh keluarga sendiri, dan masih banyak dampak yang tak umum lainnya. Ketika pilihannya adalah terus bertumbuh, maka energi pun akan makin berkembang, lebih besar dan bisa memberikan manfaat bagi kehidupan. 

Beruntunglah, jika berhadapan dengan peristiwa traumatis yang luar biasa menghantam jiwa. Beruntung dalam tanda petik tentu saja. Siapa sih yang mau mendapatkan pengalaman buruk? Tapi, dari pengalaman buruk tersebutlah pengalaman bangkitnya kesadaran lebih terasa. Ada hikmat yang terasa berbeda. Selebihnya, orang mengalami kesadaran spiritual lewat pembelajaran. Proses yang telah berjalan sedari kecil, hingga akhirnya tiba di satu titik yang membuat mereka menemukan kebenaran tentang diri mereka sendiri. 

Baca juga: Mengenali Karakter Orang lewat Zodiak dan Temperamen


Ciri-ciri orang yang mengalami kesadaran spiritual

Apakah ada ciri khusus dari orang yang mengalami kesadaran spiritual? Pengalaman tiap orang berbeda-beda. Namun, sedikitnya dua atau tiga hal di bawah ini kemungkinan besarnya teralami.

1. Keinginan untuk 'bersih-bersih'

Keinginan untuk lebih efisien, barangkali itu persisnya. Bukan sekadar tak ingin rumah terasa berantakan, melainkan kesadaran akan kondisi rumah yang berantakan akibat kelebihan barang. Maka muncullah keinginan untuk menyortir, barang yang masih diperlukan dan yang perlu segera disingkirkan. Demikian pula dalam pertemanan. Tak lagi menginginkan 'banyak kawan' melainkan 'cukup kawan yang berkualitas.' Kawan-kawan yang dirasa menghambat pertumbuhan jiwa, ditinggalkan. Hal-hal yang menghubungkan dengan racun masa lalu, disingkirkan. 

2. Keterhubungan dengan semesta

Tak cukup mudah menjelaskan tentang hal ini. Sederhananya, ada keinginan lebih kuat untuk dekat dengan alam. Ada keinginan baru untuk menyukai tanaman, mulai peduli bahkan merawat binatang, lebih memilih ke pantai atau gunung daripada pusat kota atau pusat perbelanjaan. Itu adalah contohnya. Kedekatan dengan komponen alam, terasa memberikan suntikan energi baru. 

3. Keinginan untuk terus belajar

Hal-hal yang selama ini sekadar tahu, setelah munculnya kesadaran spiritual, akan muncul keinginan untuk menggali lebih dalam. Misalnya mempelajari agama, budaya, dan bahasa orang lain. Atau yang sebelumnya tak begitu peduli dengan hal-hal yang berbau metafisik, berikutnya malah sibuk mencari sumber informasi tentang tema tersebut. Kondisi ini menandakan kita telah membuka hati dan pikiran akan hadirnya hal baru yang membutuhkan pembelajaran. 

4. Munculnya perasaan kesepian

Ujung dari pengusiran hal-hal yang menurut kita tak lagi tepat berada di kehidupan kita di masa kini, bisa jadi adalah kesepian. Mungkin tak ada lagi kawan tersisa. Tak ada yang bisa mengenali kita dengan baik. Tapi yang terjadi kemudian biasanya berupa penerimaan. Penerimaan akan diri yang 'berbeda' dengan orang lain. Penerimaan kalau orang lain yang sebaliknya memilih pergi karena kitanya yang dianggap aneh. 

Tak jarang, muncul perasaan tak nyaman saat berada di keramaian. Alhasil, sebagai gantinya dibutuhkan waktu untuk menyendiri. Semacam recharging energi.

5. Makin bisa menerima dan mencintai diri sendiri

Pada satu sisi, rasa kesepian datang. Namun pada sisi lain, lebih bisa berdamai dengan diri sendiri. Yang punya persoalan dengan masa lalu, dengan kesadaran barunya mulai melakukan pembenahan diri. Menerima dan memaafkan yang sudah lewat. Momentum ini menjadi hal yang berharga dalam proses pertumbuhan kesadaran spiritual berikutnya.

6. Menguatnya intuisi 

Perihal intuisi, pengalaman tiap orang juga berbeda-beda. Ada yang mendapatkan penglihatan lewat mimpi, atau intuisi yang menguat di wilayah pengetahuan dan perasaan tertentu. 

Pengalamanku pribadi, sebagai orang yang secara alamiah intuitif, aku merasakan perubahannya. Saat berhadapan dengan orang atau lingkungan baru, radarnya seolah langsung menangkap dengan cukup jelas, mana yang perlu didekati, dan sebaliknya, dihindari. Pernah, pada beberapa peristiwa, mengabaikan. Ketika sudah dipertemukan dengan ketidaknyamanan, lantas tersadarkan kalau sebelumnya, intuisi sudah mengingatkan. 

6. Meningkatnya kepekaan perasaan 

Hal ini masih terkait dengan intuisi. Pada cukup banyak pengalaman, aku sering mengalami mendadak sedih luar biasa atau gembira luar biasa. Tapi menyadari kalau itu bukan perasaanku, melainkan apa yang tengah dialami orang di sekitarku. Tak setiap kali. Masih harus diasah. Pun untuk bisa melakukan block. Terbayang kan, kalau setiap kali berjumpa dengan orang yang mengalami kesedihan, lalu, begitu saja, kita ikut menangis? Atau mengalami sakit kepala saat berhadapan dengan orang dengan kedengkian dan iri hati? Itu nggak enak banget. 

Kepekaan ini juga berlaku terhadap hal-hal di luar manusia. Seperti saat berhadapan dengan binatang, tanaman, makanan-minuman yang kita makan, dsb. 

Baca juga: Berkenalan dengan Laku Spiritual melalui Buku Tantra

Kesadaran spiritual yang terjadi pada masing-masing orang, tak sama. Ada yang serupa pengalaman mistis, mendapatkan kelimpahan energi yang luar biasa, namun juga ada yang berlangsung kalem. Yang sama adalah dampaknya terhadap kehidupan pribadi. Dengan bertumbuhnya kesadaran spiritual, tak lagi sibuk dengan urusan materi, hidup se-apa-ada-nya, mampu mengendalikan hasrat diri, dan lebih bijak dalam merespon segala hal yang datang ke diri. Kesadaran spiritual membawa diri hidup dalam perspektif baru, menempa diri menuju pribadi yang lebih baik.

19 comments

  1. Suka banget baca artikel ini.Berasa kembali diajak merenung untuk hidup yang lebih tenang. Untuk poin 2, udah mulai sejak 15 tahun yang lalu, tapi 10 tahun terakhir lebih kuat, dalam, dan intens. Mungkin seiring usia juga dan keadaan yang berubah ya. Soal "bersih-bersih" baru kurang lebih 5 tahun ini mulai kulakukan dengan benar-benar.

    ReplyDelete
  2. kesepian tapi akhirnya menerima kenyataan hidup
    kayanya saya udah sampai tahap ini
    Saya bisa berhari-hari gak keluar rumah, dan enjoy aja
    selalu ada yang bisa dikerjain di rumah, dan saya gak ingin pergi sekadar untuk hang out

    ReplyDelete
  3. Saya sendiri sebenarnya tidak atau belum pernah mengalami kejadian yang begitu hebat hingga menjadikan diri spiritualis. Rasanya kadar spiritualitas itu tumbuh seiring dengan bertambahnya usia dan keinginan menjadi pribadi yang lebih baik

    ReplyDelete
  4. kesadaran spritual balik lagi kesadaran akan kondisi diri juga ya mba, hidup apa adanya dan mampu mengendalikan ego serta hasrat sendiri dalam menghadapi setiap episode kehidupan

    ReplyDelete
  5. Yang kupahami adalah spiritual itu akan terjadi hanya saat kita menginginkannya. Kayak di tipi-tipi itu. Ada guru spiritual. Berarti orang-orangnya ya mau belajar tentang spiritual gitu. Hehehe

    ReplyDelete
  6. Kesadaran spiritual ini kalau menurut saya ibarat hidayah. Gak bisa dipaksa gak bisa diraih begitu saja. Tapi siapa saja bisa mendapatkan kalau memang sudah kehendak Nya

    ReplyDelete
  7. setuju tuh, konektivitas dengan alam semesta tuh part of kesadaran spiritual kita lebih meningkat, makin berusia biasanya sih memang lebih deep yaa cara berpikir dan mengolah rasa

    ReplyDelete
  8. Kesadaran spiritual menjadi hal penting dalam kehidupan agar mengetahui untuk apa manusia diciptakan dan kemana setelah kehidupan dunia

    ReplyDelete
  9. Kesadaran spiritualku gimana ya? Jadi mikir dulu nih akunya. Kalo yang menyortir barang itu pernah dan masih kulakukan. Kl merasa sendiri pernah tp udah ga terlalu kupikirkan, malah kunikmati aja.

    ReplyDelete
  10. Pas udah menjalani apa, terus bilang deh, "ah coba gue ikutin kata hati" nah ini sebenarnya sudah menyentuh tingkat spiritual yang oke ya. Hanya aja kitanya mungkin kurang peka

    ReplyDelete
  11. Ah iya, penting banget ya punya kesadaran spiritual ini
    Biar hidup kita lebih nyaman bebas stres

    ReplyDelete
  12. sepertinya aku mengalami bulan juni lalu
    tapi sepertinya kesadaran spiritual ini gak terjadi sekali seumur hidup kan?
    kadang ada fase-fase tertentu yang bisa bikin down banget, hingga akhirnya bangkit

    ReplyDelete
  13. Berarti saya termasuk punya kesadaran spiritual ya. Lebih bisa menerima keadaan dan mencintai diri sendiri, terus belajar dan kadang kesepian. Hiks

    ReplyDelete
  14. Nce share, Kak. Baru tahu tentang kesadaran spiritual ini ternyata banyak ciri yang menunjukkan kesadaran spiritual ya,Kak. Makin menerima dan mencintai diri ternyata bagian dari kesadaran spiritual ya. Pastinya akan memberikan dampak lebih baik pada kehidupan ya, kak

    ReplyDelete
  15. Ternyata ada banyak hal yang kini bisa saja dialami oleh seseorang yaa.
    Dan yang harus diyakini bahwa setiap orang memiliki pengalaman dan latar belakang yang berbeda terkait pemahaman dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

    ReplyDelete
  16. Kesadaran spriritual akan datang hanya pada orang yang sudah selesai dengan dirinya dan sudah menemukan sifat lembah manah dari dalam diri. Tidak sama proses semua orang tapi semua akan menuju ke satu titik tujuan yg sama. Jalan yang dipilih pun akan berbeda setiap orang tergantung dari pencarian makna yang hakiki. Semoga semua dari kita sampai tujuan dengan selamat.

    ReplyDelete
  17. Menurutku, spiritual itu kebih ke jiwa. Dan ya, juga ada kaitannya dengan keterhubungan dengan semesta

    ReplyDelete
  18. Kali lihat ciri-cirinya, aku kayaknya sedang mengalami fase ini. Walopun belum semuanya aku rasain. Alhamdulillah sih, bisa di tahap ini. Udah lebih bisa bijak dalam menghadapi semuanya sekarang. Apa ini terjadi seiring dengan nambah umur juga, ya?!

    ReplyDelete
  19. kalau berdasarkan ciri2 di atas, saya kurang masih kurang di bagian mencintai diri sendiri hehe. PR banget ya ampun. Masih on proses

    ReplyDelete