Incendies, film muram yang cukup lama tersimpan di folder laptop. Lebih
banyak menonton film-film yang menghibur saja. Sampai akhirnya ketemu waktu
untuk menontonnya. Film menarik yang cocok ditonton di masa-masa sekarang,
ketika orang membabi buta membela ‘agama’.
Film diawali dengan adegan tanpa suara,
memperlihatkan sekumpulan bocah yang tengah dicukur rambutnya. Beberapa orang
tampak memegang senapan laras panjang. Ekspresi yang ditunjukkan, antara
tegang, marah, dan entahlah yang menyiratkan kemuraman. Didukung dengan suasana
sekitar, bangunan-bangun rusak dan tak berpehuni. Timur Tengah, itulah selintas
yang terselip dalam bayangan. You and Whose Army? milik Radiohead
melengkapi suasana muram tersebut.
Incendies mengisahkan sepasang saudara kembar laki-laki dan perempuan
yang terlibat dalam serangkaian peristiwa sebagai upaya memenuhi wasiat ibu
mereka sebelum meninggal dunia. Incendies secara harfiah berarti
‘api’ dalam bahasa Perancis. Saudara kembar, Jeanne dan Simone digambarkan
sebagai dua sosok yang berbeda sifat. Jeanne adalah perempuan yang gigih dan
keras kepala. Sebaliknya, Simone terkesan menerima peristiwa kematian ibunya
apa adanya, merasa tak perlu mengikuti pesan dalam wasiat sang ibu. Terlebih
pada masa akhir hidup sang ibu tampak mengalami gangguan jiwa. Tak ingin
berkonflik, Jeanne memutuskan berangkat sendiri.
Baca juga: Eastern Promises, Film tentang Mafia Rusia
Alkisah, Jeanne pun berangkat ke negara
(yang tak dijelaskan di mana), ke kota kecil sang ibu pernah tinggal. Dengan
menunjukkan pengguanaan bahasa Perancis di lokasi-lokasi yang didatangi, bisa
jadi lokasinya adalah Afrika Utara yang merupakan wilayah jajahan Perancis.
Seperti Aljazair dan Maroko, yang selain menggunakan bahasa Arab, juga masih
menggunakan bahasa Perancis sebagai bahasa sehari-hari. Pada perjumpaannya
dengan masa lalu Nawal Marwan, sang ibu, Jeanne baru mengetahui kalau ibunya
dulu adalah aktivis perang. Film pun lalu berpindah, kembali ke masa lalu.
Penggambaran masa lalu Nawal saat menjadi mahasiswa dan tergabung dalam koran
kampus. Ketika ia jatuh cinta dengan seorang laki-laki yang berbeda (agama).
Lelaki yang kemudian terbunuh dalam konflik yang terjadi di antara dua kubu
beda agama tersebut. Nawal terpaksa meninggalkan bayi yang 9 bulan dikandungnya,
demi keselamatan dan nama baik keluarganya. Informasi-informasi yang makin
rumit, mau tak mau memaksa Jeanne untuk meminta kembarannya terlibat. Maka
begitulah, Simone pun bergabung untuk ikut melakukan penelusuran terhadap masa
lalu ibunya.
Alur cerita berjalan maju mundur. Namun
perpindahannya cukup jelas sehingga penontonnya tak terlalu mengalami
kesulitan. Bukan berarti ceritanya mudah ditebak. Sama sekali tidak. Titik
terang pencarian baru mulai terlihat di adegan ketika Jeanne dan Simon ditemani
pengacara mereka, menemui satu nama, Nyonya Maika yang pernah hadir dalam hidup
Nawal bersama bayinya. Nyonya Maika diduga menjadi salah satu kunci dari wasiat
sang ibu. Dan memang perjumpaan inilah yang merupakan kunci jawaban dari
pencarian Jeanne dan Simon atas masa lalu ibu mereka. Jadi apa jawaban dari
pencarian tersebut? Tonton sendiri aja yaaa 😀 Incendies menyajikan banyak adegan perang. Namun film ini lebih banyak
menuturkan konflik personal dan keluarga di tengah kancah perang antar kubu beda
agama. Film yang menarik untuk ditonton. Terutama bagi penggemar film-film
serius.
Incendies ditulis dan disutradarai oleh Denis
Villeneuve. Film Kanada ini tayang perdana di Festival Film Venesia dan Toronto
pada September 2010 dn rilis di Quebec pada 17 September 2010. Incendies masuk
dalam nominasi Oscar untuk Film Asing Berbahasa Asing Terbaik, namun kalah. Tak
menang Oscar, Incendies mendapatkan penghargaan UPC Audience Award di Festival
Film Internasional Rotterdam 2011. Selain itu, pada ajang Penghargaan Genie
ke-31, film ini memenangkan 8 penghargaan sekaligus. New York Times menyebut
Incendies sebagai salah satu dari 10 film terbaik pada 2011.
No comments