Doodle sebagai Sarana Melatih Imajinasi

Suatu kali dalam sebuah obrolan, tercetuslah sebuah diskusi ringan tentang mengapa orang bisa seolah kehilangan daya imajinasi dalam hal tertentu. Sampai sekarang aku lupa kapan dan dengan siapa obrolan tersebut. Yang jelas obrolan dengan orang yang berkecimpung di dunia seni. Tentang aku yang merasa tak lagi punya kemampuan menggambar. Padahal di usia sekarang tak dibutuhkan keahlian tertentu dalam menggambar. Lebih dibutuhkan menggambar sebagai bagian dari katarsis semata. Dan sebetulnya, cukup dengan membuat semacam doodle



Baca juga: Temukan Seni Wayang dalam Bandung Wayang Festival

Semakin dewasa, kita dihadapkan pada banyak tuntutan. Dibenturkan pada batasan tertentu, nilai tertentu. Ada ketakutan-ketakutan tertentu. Takut jelek, takut mendapat apresiasi negatif, takut memunculkan pandangan miring, dan sebagianya. Jadilah imajinasi mampet. 

Demikian lebih kurang ujar si kawan, menanggapi kemandeganku ketika berhadapan dengan alat gambar. Mandeg-deg. Mendadak panik dan nggak tahu mesti diapakan itu alat gambar. Ya, sebegitunya. Padahal, seperti yang kuceritakan kepada si kawan, dulu, di usia sekolah, bahkan aku mengikuti lomba gambar. Sampai kuliah masih lumayan sering menggambar. Ada mata kuliah komunikasi grafis, yang masa itu belum didukung aplikasi canggih seperti sekarang. Segalanya serba manual. 


Apa itu Doodling?

Secara gampang, doodling dapat diterjemahkan sebagai aktivitas menggambar bebas. Istilah 'bebas' ini dapat membantu kita mengeluarkan diri dari kungkungan ketakutan akan anggapan ini dan itu yang seringkali kita sendiri yang membuatnya. Tak ada aturan baku dalam pembuatan doodle. Spontan saja. Suka-suka saja. Doodle memberikan kesan sangat personal, karena bisa jadi semata menggambarkan pikiran, persepsi, dan suasana hati pembuatnya.

Istilah doodle konon pertama dikenal pada awal abad ke-17 dan dimaknai sebagai tolol atau bodoh. Bisa jadi yang dimaksudkan adalah sesuatu yang 'tak ada gunanya' karena tidak dimaksudkan untuk tujuan tertentu. Di sisi lain, coretan-coretan yang ditemukan di gua-gua zaman dulu, dianggap sebagai muasal doodle art. Banyak pula yang menganggap aktivitas doodling sebagai pemancing ide-ide baru. 

Siapa coba yang tak pernah melakukan coret-coret di saat bosan? Pada titik-titik menjemukan saat sedang menunggu, sedang berada di tengah pelajaran atau mata kuliah, selagi rapat, atau kegiatan lain, doodling seolah menjadi satu pelarian. Sekadar coretan tak terbaca, hingga yang betul-betul menghasilkan produk seni yang dapat dinikmati. Bukan hanya oleh diri sendiri, namun juga orang lain.

Pada akhirnya aktivitas doodling memang tak sekadar sebagai pembunuh kebosanan, namun juga memberikan manfaat tertentu bagi pembuatnya.

Baca juga: Kehidupan Berkesenian di Pulau Dewata


Aneka Manfaat Doodling

Pakar kesehatan mental, seperti dilansir di situs blodsky dot com menyebutkan, ada sejumlah manfaat dari aktivitas coret-coret ini, yakni: 

Melatih konsentrasi

Ada sementara orang yang lebih mudah menyerap informasi dengan membuat coretan, bukan menuliskannya seperti kebiasaan orang pada umumnya. Pencatatan informasi serupa doodle ini justru dapat membantu konsentrasi dari sang pencatatnya. Tak ada waktu untuk melamun. Semua informasi dari pembicara bisa jadi malah terekam dengan sangat detail dalam doodle yang dibuat. 

Melatih emosi

Barangkali tak hanya hanya doodle, aneka kegiatan yang membutuhkan kreativitas dapat membantu emosi lebih lebih terjaga. Namun kembali ke karakter doodle yang sederhana, jenis kegiatan ini yang paling mudah dilakukan. Bisa menggunakan media dan perangkat seadanya. Maka demikianlah, aneka emosi, baik berupa kesedihan, kemarahan, kekesalan, kecemasan, kekhawatiran, dapat teralihkan ke guratan-guratan alat tulis. Setelah tuntas, dapat menjadi bahan evaluasi, hasil doodling dalam berbagai suasana emosi tersebut. Dengan melakukan doodling, aneka kondisi emosi ekstrim tak lantas berujung pada stres yang berkepanjangan.

Melatih daya ingat

Riset menunjukkan, kebiasaan menggambar doodle (dan aktivitas seni gambar lainnya) dapat membantu mencegah proses degeneratif menuju kepikunan serta meringankan gejala demensia. Dengan doodling, otak kita akan terlatih lebih fokus. 

Melatih meningkatkan kreativitas

Aktivitas doodling dapat membantu menstimulasi kemampuan otak. Ada area otak yang biasanya tidak aktif, terpancing untuk aktif untuk memproses aneka informasi yang terekam. Doodling yang pada dasarnya adalah 'berpikir dalam gambar' dianggap dapat membantu merangsang otak.

Baca juga: Mengenal Imajinasi Vincent van Gogh lewat Novel


Apakah aku bisa lebih pede saat membuat doodle? Sebetulnya enggak juga. Atau anggap saja belum. Perlu dilakukan pembiasaan. 

Yang menarik, di masa kini menggambar doodle tak hanya dilakukan secara manual, analog, namun juga melalui berbagai fasilitas digital. Seni gambar ini bisa diproses melalui berbagai aplikasi yang dapat dengan mudah kita temukan dengan bantuan jaringan internet. Gambar ala doodle juga telah dipakai untuk berbagai keperluan ilustrasi dan masuk dunia komersial. Sebagai generasi-X tentu saja ini masih PR buatku. Tapi tak ada kata terlambat tentu saja untuk belajar. Ada manfaat yang berbeda dari aktivitas doodle digital ini pastinya.

Yuk, mari kita doodling!

11 comments

  1. pengen banget belajar doodle ya?
    karena banyak banget manfaatnya
    duh aku mah segala mau, mau belajar ini mau belajar itu
    akhirnya gak belajar apa-apa :D

    ReplyDelete
  2. Saya dulu juga seneng banget gambar, Mbak. Selalu dapat nilai tinggi juga kalo dapat tugas menggambar. Kemudian adult life menyerang, terus "lupa" cara gambar itu gimana :') Jadi pengen gambar lagi.....

    ReplyDelete
  3. Memang banyak sekali manfaat doodling, ya. Kalau bisa, anak juga enggak dicegah melainkan diberikan fasilitas yang tepat.

    ReplyDelete
  4. Kegiatan Doodling ini berarti bisa menstimulasi otak juga ya.
    Pantesan aja, membiarkan ponakan daku yang masih balita menggambar bebas jadi banyak kreativitasnya dia.
    Mau membiasakan ah, biar doodle ini makin disukai sama ponakan daku

    ReplyDelete
  5. kasih bocoran komunitasnya dong kak bila ada, tertarik ignin belajar doodle dari dulu samp[ai lupa mau eksplore

    ReplyDelete
  6. Baru membaca artikel ini mengetahui istilah doodle san beberapa manfaatnya. Enak membaca referensi artikel ini.

    ReplyDelete
  7. Hai kak Dhenok,
    Aku tuh senang berhayal dan berimajinasi dari kecil. Dibenak tuh sudah tercipta mau menggambar apa. Tetapi pas disodorkan kertas dan pena untuk oret-oret nyerah deh,susah banget. Hasilnya gak ada bentuknya. Ha...ha...ha, makanya pas lihat karya dooddlenya Mom Tanti Amelia salud pake 2 jempol. Keren banget dan tidak semua orang bisa seindah itu buat karya secantik beliau, hidup dan bercerita.

    ReplyDelete
  8. Betul sekali, yang namanya doodle bisa membuat perasaan penat jadi hilang. Walaupun saya gak terlalu jago menggambar, tapi buku catatan saya penuh doodle hehe.

    ReplyDelete
  9. Dulu sempet belajar ngedoodle dari internet yang mudah-mudah dan beneran bisa melatih emosi. Sekarang malah lebih suka warnain doodle yang udah jadi buat melatih sabar juga

    ReplyDelete
  10. Aku baru tau doodle itu menggambar bebas sesuka hati. Dan ternyata itu juga bisa menjadi alat melatih emosi kita.

    ReplyDelete
  11. Aku punya temen yang bagus banget hasil doodle. Bahkan sekarang buka jasa terima pesanan gitu. Ada galeri nya juga. Ternyata baru tahu kalau doodling itu menggambar bebas. Kirain gambar yang sambung menyambung gitu

    ReplyDelete