Jalan yang Jauh, Jangan Lupa Pulang, Sekuel NKCTHI yang Mengajak Berefleksi

Rabu lalu mendapat undangan untuk nonton bareng Jalan yang Jauh, Jangan Lupa Pulang. Sekuel Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini (NKCTHI/2020) ini menampilkan Aurora sebagai pemeran utama. Film ini membuatku mematutkan diri sendiri, berefleksi sebagai anak tengah yang konon sering kali mahiwal.



Baca juga: Gundala, Sebuah Harapan Baru untuk Film Indonesia

Cerita diawali dengan adegan pameran lukisan kekasih Aurora, Jems, yang diikuti dengan pertengkaran keduanya dan berujung perpisahan. Aurora memutuskan pergi dari "apartemen bersama" mereka dan menemui sahabatnya, Honey. Kisah pun lalu mengalir, tak linear, bolak-balik di waktu yang tak tentu.  


Kisah si Anak Tengah

Aurora (Sheila Dara Aisha), si anak tengah ternyata selama ini menyimpan rasa tak nyaman. Merasa sendiri, dan di bawah bayang-bayang kakaknya, Angkasa (Rio Dewanto), dan adiknya, Awan (Rachel Amanda). Angkasa selama ini tampil sebagai sosok pahlawan keluarga, yang melindungi adik-adiknya. Penuh kontrol. Awan, sosok yang manja dan menjadi tumpahan kasih sayang kedua orang tua.

Kepergian Aurora untuk melanjutkan kuliah di Royal College of Art di London seolah sebagai tiket buatnya untuk keluar dari lingkungan keluarga. Melepaskan diri dari aneka tuntutan dan mengembangkan apa yang menjadi buah pikirnya sendiri. Itu pula yang menjadi alasannya untuk tidak mengabari keluarga di tanah air saat ia mengalami masalah.

Film ini pada awalnya dibuat dengan penggambaran Aurora yang seolah cengeng dan tak peduli dengan orang lain, dalam hal ini keluarga dan teman-temannya. Jawaban baru disampaikan mulai pertengahan film. Tentang alasan-alasan Aurora dengan keputusan yang ia ambil. Kurasa Angga Dwimas Sasongko sukses menampilkan hal tersebut. Aku yang di awal menganggap Aurora terlalu berlebihan, akhirnya bisa memaklumi pertimbangan-pertimbangannya. 

Baca juga: The Swordsman, Adu Akting Joe Taslim dan Jang Hyuk

Rumah yang selama ini kita tahu, pun seseorang yang kita anggap 'rumah' ternyata bukan tempat pulang. Pulang yang sebenarnya ya menemukan diri sendiri.


Sedikit Kurang Greget, Tapi Okelah

Awalnya kubilang ke seorang kawan dengan sedikit sinis,"Kenapa juga ya, mesti syuting di luar negeri?" Memang, aku tak mengikuti novelnya. Tapi selama ini memang sedikit merasa nggak sreg dengan film-film yang kurasa "maksa" untuk ambil gambar di luar negeri. Setelah menyaksikan filmnya, barulah,"Owh, setting-nya memang di Inggris." Dan yang membuatnya jadi mengesankan adalah karena tak ada unsur kemewahan Inggris yang ditampilkan. Semata lokasi yang mendukung cerita. 

Pengambilan gambar pun terasa pas untuk semua scene. Baik saat berada di keramaian siang dan senyap malam di London. Atau sudut-sudut apartemen para pemeran yang kecil, penuh barang, dan hangat. 

Semua pemain melakoni perannya dengan baik. Bahkan sosok-sosok baru yang dihadirkan buatku malah memiliki nilai lebih. Pasangan Honey (Lutesha) dan Kit (Jerome Kurnia) tampil memikat, membuatku ikut membayangkan betapa menyenangkan memiliki sahabat sebaik mereka. Bahkan Jem (Ganindra Bimo) yang dihadirkan untuk menjadi kekasih Aurora yang menyebalkan pun melakukan tugasnya dengan baik. 

Favoritku, Kit. Aku nggak tahu, apakah Kit memang dipasang sebagai sosok seorang sahabat yang tulus, ataukah ada semacam rasa cinta platonis di antara dia dan Aurora. Tapi suka dengan bagaimana Jerome Kurnia menampilkan dirinya dalam tokoh di film ini. 

Baca juga: Paranoia, Film Thriller Riri Riza dengan Ending yang Enggak Banget

Jadi, kesimpulannya? Buatku, Jalan yang Jauh, Jangan Lupa Pulang terasa lebih lambat dibandingkan film pendahulunya, NKCTHI. Gregetnya pun berkurang. Tapi cukup banyak hal menarik yang ditampilkan, teruma perihal perjuangan seseorang sebagai sebuah pribadi. Perjuangan selalu perlu untuk dihargai, seberapa pun mungkin terkesan cetek bagi kita. Dan kebetulan soal "pulang dan rumah" relate betul denganku yang tahun ini masuk 30 tahun berada di Kota Bandung, berpisah dengan orang tua dan keluarga. 

Jalan yang Jauh, Jangan Lupa Pulang. Kalau masih tayang di bioskop, tontonlah. Dan temukan sudut pandangmu dalam berefleksi. 


No comments