Soulmate.com, Upaya Menemukan Belahan Jiwa

"Belahan Jiwaku, apa kabarmu?" Demikian aku mengakhiri lagunya Kla Project saat siaran radio. Pertanyaan sederhana yang bisa memantik siapa saja yang sedang menunggu soulmate, sang belahan jiwa. Tak kaget, kalau setelahnya, ada saja yang komentar atau bahkan menyempatkan diri nelfon ke studio. Tapi kali ini bukan mau cerita lagu, melainkan tentang buku. Salah satu buku lama yang kulepas di lapak. Soulmate.com, novelnya Jessica Huwae.



Baca juga: FSP di Kajian Jumaahan dan Pengajian Majelis Sastra Bandung

Ini buku kudapatkan dari seseorang, pasanganku ketika itu #uhuk. Kisaran 2006. Bukan genreku. Dan lama sekali hanya teronggok di rak buku. Berasa terlalu kosmo, jadi diabaikan. Setelah dibaca, lumayan juga, sih. Bacaan yang cukup menghibur.


Sinopsis

Novel ini berkisah tentang Nadya, lajang 25 tahun yang cerdas, cantik, sophisticated, memiliki pekerjaan dan teman-teman yang menyenangkan. Segalanya dia punya, selain cinta, dalam konteks hidup berpasangan. Pada kala tertentu ia merasa begitu berdaya, dan pada kala yang lain tak bisa menghindarkan diri dari rasa kesepian. Maka, beralihlah ia dari satu kencan ke kencan yang lain. Kencan-kencan yang malah bikin terasing, karena semuanya berakhir tidak baik. 

Nadya pernah menjalani hubungan yang serius. Sayangnya, pacar yang dulunya setia, mengkhianatinya. Bukan berarti Nadya pasrah dan diam saja. Ia mencoba menjalin hubungan-hubungan baru. Tapi, ketemunya, kok ya yang aneh-aneh. Ada yang gemar melakukan kekerasan. Ada yang sudah ngajak tidur dalam kencan semalam. Ada yang anak mami. Ada yang obrolannya tidak menarik. Ada yang cunihin. Tapi ada pula yang sangat "baik-baik" sehingga segalanya terasa hambar. Ia pun berkenalan dengan berbagai jenis lelaki dalam berbagai kesempatan: toko buku, antrean bank, kunjungan dokter, dan tak lupa jasa teman-teman yang menyediakan diri jadi mak comblang. Tidak satu pun yang berhasil bikin greget. 

Hingga ia dipertemukan dengan Oka, laki-laki yang dikenalnya lewat internet. Awalnya perjumpaan sebatas obrolan di dunia maya. Saling menghibur, saling becanda, saling berbagi. Hingga suatu kali, mereka merasa berada di satu titik yang seolah memberi pertanda, bahwa ada sesuatu yang mengikat mereka. Ya, Nadya merasa Oka adalah seseorang dari belahan dunia lain yang memang diciptakan khusus untuk dia. Semuanya terasa indah dan lengkap, sampai kemudian kenyataan menunjukkan bahwa Oka tidak seperti yang dia kira. He’s a married man! Sementara Nadya jelas-jelas menyatakan: "against an affair", apa pun bentuknya. Tapi mungkin benar kata lagu, cinta tak kenal logika. Nadya merelakan diri menjadi selingkuhan Oka, meskipun dia harus kehilangan pertemanan dengan sahabatnya. 

Baca juga: Book Sleeve, Pembaca Buku Wajib Punya

Begitulah akhirnya, Nadya, lajang yang cantik dan sukses itu memilih untuk menjadi perempuan kedua dalam kehidupan Oka. Harus bisa menerima secuil saja waktu yang bisa disisihkan Oka untuknya. Harus menahan diri untuk tidak cemburu membayangkan Oka melewati kebersamaan dengan istrinya. Harus menerima sakitnya kangen yang tidak memberinya kesempatan untuk ketemu. Begitulah Nadya, kehilangan cara berpikir rasionalnya. Hingga tiba di satu titik, Nadya memutuskan untuk berhenti.


Kisah Cinta yang Menghibur

Kisahnya, kisah kaum urban. Urusan percintaan yang sangat mungkin dialami oleh perempuan di belahan dunia mana pun. Sosok-sosok perempuan yang berdaya, tapi yang begitu saja, mau menjadi perempuan kedua. Mereka yang seolah kehilangan logika. Terus saja melakoni hubungan yang sesungguhnya sangat tak berpihak kepada mereka. Sounds familier, huh?!

Tema tentang cinta yang "salah" ini dengan mudah dapat kita temukan di berbagai media cerita. Di novel, di sinetron, di film layar lebar, atau drama Korea. Soal drakor, bisa cek di blog drama Korea terbaru, deh, banyak rekomendasi. Selain cerita K-Pop, pasti di antaranya ada catatan tentang film yang mengisahkan hubungan-hubungan "terlarang" macam ini. 

Atau, barangkali ada yang memiliki pengalaman yang sama? Mungkin tak meniatkan dari awal untuk menjadi orang kedua. Seperti pengalaman Nadya, yang merasa telah menemukan soulmate-nya setelah sekian lama pencarian, lantas baru tersadarkan bahwa ternyata sang soulmate sudah menikah. Dan mengubah, mengalihkan, memindahkan, apalagi menghilangkan perasaan bukanlah hal yang mudah. Tetap dijalani meski tahu bahwa itu salah. Hingga tiba di satu titik yang memaksa kalian untuk berhenti. 

Baca juga: Pseudonim, Kisah Pertarungan Idealisme Dunia Penulisan

Novel ini sendiri kuselesaikan dengan cepat. Setelah lama, entah berapa bulan teronggok di rak, aku menuntaskan novel dalam setengah hari baca. Ketika gangguan susah tidur menyerang, lalu kutuntaskan pada jelang subuh. Jessica Huwae menuangkan cerita dalam bahasa yang ringan dan mudah dicerna. Dialognya menggunakan diksi khas metropolitan. Sekali lagi, memang bukan diksi pilihanku, tapi secara umum satu nafas. Memang pas-nya ya di situ. 

Kalau belum baca novel ini sejak awal kemunculannya, dijamin bakal mengobati sebagian kekangenan akan media khas di masa itu seperti sms dan yahoo messenger.


Judul: soulmate.com

Penulis: Jessica Huwae

Penerbit: Gramedia, 2006

Tebal: 219 halaman









No comments