Sembuhkan Penyakit Metabolik dengan Diet Keto dan Intermittent Fasting

Berapa sering kita ditakut-takuti pernyataan seputar angka kematian yang disebabkan oleh pola hidup tidak sehat? Sejauh yang kutemukan di media sosial saja melimpah ruah, baik dari tayangan bersponsor maupun milik personal. Apakah lantas orang mau dengan mudah mengubah gaya hidupnya menjadi lebih sehat? Mungkin ada beberapa, tapi sepertinya sebagian besarnya orang hanya membaca sambil lalu. Barangkali memang dibutuhkan pengalaman pribadi untuk bisa menjadikan sebuah pesan mendorong perubahan perilaku. Diet keto, aku melihat langsung pengalaman beberapa kawan yang bisa menurunkan berat badannya secara signifikan. Namun, apakah diet keto bisa menyembuhkan penyakit metabolik?



Baca juga: Pulihkan Trauma dan Ciptakan Hidup Sehat Selaras dengan Terapi BCR

Baru-baru ini yang kutemukan juga tentang sebuah penelitian yang menyebutkan bahwa sekitar 14 juta orang berusia 30-69 tahun meninggal terlalu dini akibat penyakit. Apa sebab? Penyakit-penyakit akibat gangguan metabolik seperti serangan jantung, diabetes, dan tekanan darah tinggi. Disebutkan pula penyakit-penyakit akibat gaya hidup tidak sehat itu kini mulai menyasar orang-orang yang lebih muda. 


Apa Itu Diet Keto dan Intermittent Fasting?

Diet Keto

Diet keto atau diet ketogenik yang berasal dari kata keton, senyawa kimia yang dihasilkan dari pemecahan lemak oleh organ hati. Pola dietnya adalah dengan mengurangi atau menghilangkan komponen karbohidrat dalam menu makanan, tergantung jenis diet keto yang dipilih. Tujuan yang dicapai dalam diet keto adalah tubuh berada dalam kondisi “ketosis”, yakni ketika tubuh mulai menggunakan lemak sumber utama energi. Energi biasanya diambil dari glukosa. Dengan mengurangi atau menghilangkan komponen karbohidrat, tubuh pun kekurangan glukosa. Tubuh kemudian menggunakan lemak sebagai pengganti. 

Awalnya, diet keto ini disarankan secara medis sebagai upaya menurunkan angka kejadian epilepsi pada anak. Dalam perkembangannya, malah lebih banyak dimanfaatkan untuk penurunan berat badan.

Beberapa jenis diet keto:

Simple Keto, bertujuan menjaga kesehatan, penurunan berat badan, dan mengontrol nafsu makan. 
Konsumsi karbohidrat kurang dari 50 gr/hari; masih diperbolehkan mengonsumsi buah-buahan rendah karbo dalam porsi kecil. 

Keto untuk Kesehatan, bertujuan mengurangi peradangan kronis dan meningkatkan sensitivitas insulin. 
Konsumsi karbohidrat kurang dari 30 g/hari; pemilihan jenis karbo diperketat dan berfokus pada sayuran rendah karbo.

Keto Terapeutik, bertujuan menginduksi dan mempertahankan kestabilan ketosis. 
Diet ini banyak digunakan untuk kondisi gangguan tubuh seperti epilepsi, autoimun, dan neurodegeneratif.

Keto untuk Kanker, bertujuan menekan glukosa darah semaksimal mungkin untuk "mematikan" sel kanker yang tergantung glukosa. 
Konsumsi karbohidrat 3-10 g/hari.
Pada diet jenis ini dibarengi dengan pemantauan Glukose Ketone Index (GKI) agar tetap di bawah 1. 

Baca juga: Perbedaan Darah Rendah dan Kurang Darah


Intermittent Fasting (IF)

Sesungguhnya IF bukanlah jenis diet melainkan pola makan yang mengatur jadwal dengan kurun waktu tertentu yang disebut jendela makan. Waktunya bisa dipilih sesuai kebutuhan tubuh. 

IF memiliki 3 metode. Pertama, metode alternate day fasting, yakni pada hari yang dipilih, tanpa makanan dan hanya mengonsumsi air minum atau jus; dan hari lainnya kita dapat mengonsumsi makanan sesuai keinginan.

Kedua, modified fasting regimen, yakni pada hari yang dipilih untuk berpuasa, asupan kalori dibatasi hanya 25% dari total kebutuhan kalori;  sedangkan pada hari lain atau nonpuasa konsumsi makanan dibebaskan.

Ketiga, time-restricted feeding, yakni pembatasan waktu makan setiap harinya yang disebut jendela makan. Kita hanya bisa makan pada jendela waktu yang kita pilih, misalnya 16-8, yang artinya 16 jam puasa, 8 jam makan. Pilihan waktunya dibebaskan. Dari jendela waktu 8 diturunkan menjadi 6, kemudian 4. 

IF metode ketiga inilah yang belakangan hari banyak dilakukan dan kita akan bahas di sini.


Perpaduan Diet Keto dan IF 

Diet keto dianggap efektif menurunkan berat Sudah banyak testimoni yang dibagikan orang lewat berbagai media. Namun, ternyata bukan hanya soal berat badan. Dengan pola makan diet ini, berbagai macam penyakit metabolis bisa dicegah dan disembuhkan. Kadar insulin turun, tubuh pun menghabiskan simpanan glikogen ada di otot dan hati. Bahkan CEO Lineation Clinic, dr. Dhavid Avandy Jaya meyakini diet ini bisa mematikan sel kanker.  

IF dan diet keto memiliki pendekatan yang berbeda, tapi keduanya bertujuan menghabiskan simpanan glikogen dalam tubuh agar tubuh mengalihkan sumber energi dari karbohidrat dan protein ke sel lemak.

Belakangan hari, orang mulai menggabungkan kedua pendekatan ini. Menjalani keduanya sekaligus, IF dan diet keto. 

Manfaat apa yang diperoleh dengan melakukan IF dan diet keto secara bersamaan?
  • Kondisi ketosis dapat tercapai dalam waktu lebih singkat
  • Durasi gejala flu keto bisa lebih singkat
  • Tubuh lebih mudah beradaptasi saat mengurangi atau menghilangkan karbohidrat
  • Lebih banyak lemak yang terbakar
  • Berat badan turun lebih cepat
Apa itu flu keto? Flu keto adalah gejala yang dialami para pelaku diet keto saat tubuh beradaptasi atau mengalami transisi dalam penggunaan energi. Gejalanya berupa mual, lelah, sakit kepala, dan kelaparan akan makanan manis. 

Dalam kurun waktu tertentu, jika kamu mengikuti prosedur yang disarankan oleh dokter atau ahli gizi, gejala flu akan hilang dengan sendirinya saat tubuh mulai beradaptasi. 

Tak semua orang bisa dengan mudah mengikuti metode ini. Bayangkan, kamu harus stop makan nasi, mi, dan aneka produk tepung. Bayangkan nasi putih pulen ngebul karena masih panas, ditemani aneka gorengan, daging, ikan, dan lain-lain, ditambah dengan sambal terasi pedas. Nyam! Atau bayangkan di saat pengin variasi makanan, membayang olahan mi dalam berbagai jenis, slurp... nikmat dengan kuah panasnya. Atau pada saat jeda, ingin menikmati secangkir kopi dengan aneka cemilan berbahan tepung, seperti roti atau jajanan pasar... yup, semua itu harus skip dari daftar menu makan. Ini utamanya jika kamu menjauhkan diri dari aneka penyakit metabolik. Atau yang sudah telanjur merasakannya dan masih berharap untuk sembuh. 

Jika niatnya sudah bulat untuk hidup lebih sehat, baiknya dikonsultasikan dengan dokter atau ahli gizi, ya. Atau jika berniat serius mengubah pola makan untuk menghindari penyakit atau mau sembuh dari aneka gangguan metabolik itu, silakan gabung di grup wa 



Sembuhkan Penyakit Metabolik ala BCR
 
Hipertensi adalah sinyal salah gizi
Kolestrol adalah sinyal salah gizi
Diabetes adalah sinyal keracunan gula.

Sudahkah kamu mendengarkan tubuhmu?

Itu pertanyaan yang disampaikan dr. Dhavid di grup Info BCR. Jauh-jauh hari yang lalu, dokDave juga mengatakan bahwa penyakit yang bukan disebabkan oleh virus, bakteri, kuman, dan parasit kemungkinan besarnya adalah psikosomatis yang bersumber dari persoalan emosi yang mempengaruhi pola makan dan gaya hidup.
 
Kalau kamu termasuk kalangan yang saat mengalami masalah dengan stagnasi emosi melarikan diri ke makanan, kamu berpotensi untuk mendekati penyakit-penyakit metabolik itu. Pengenalan melalui Body Communication Resonance (BCR) kita diajak untuk lebih berkesadaran, termasuk dalam memilih makanan yang tepat untuk tubuh kita.

Lebih lengkap soal tata laksana diet untuk menyembuhkan penyakit metabolik, aku bahas di tulisan berikutnya, ya. Lengkap dengan rekomendasi menu serta apa-apa yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi. Buat yang ingin tahu soal apa itu BCR, bisa hubungi aku lewat WA.

No comments