Menuliskan (Ulang) Kisah Perempuan

Tahun kemarin aku membuat target menerbitkan sebuah buku solo. Cuma tak yakin mau menulis apa. Selama ini tulisan panjangku lebih ke karya jurnalistik. Kalau versi bahasa santai, paling untuk blog. Nah, untuk menulis karya fiksi, aku tak cukup yakin bakal mampu. Tapi, masa iya sih, kan belum dicoba? Maka demikianlah, meniatkan diri untuk menulis. Novel? Belum tampaknya, tak cukup stamina. Cerpen, tak cukup "PD" bisa menulis cerpen yang bagus. Akhirnya kuputuskan merawi kisah saja. Tujuannya agar tetap menuliskan cerita tanpa harus mengikuti pakem tertentu. Tema yang sangat dekat: Perempuan.



Baca juga: Menerbitkan Buku Antologi secara Mandiri

Awalnya aku menjudulinya "Delapan Fragmen Perempuan." Sudah membayangkan ada 8 sosok yang akan kutulis. Kisah-kisah yang pernah kudengar dari dan tentang mereka menjadi sumber inspirasi. Lalu, editorku nyletuk, "Kenapa nggak sembilan? Kayanya lebih bagus." Wah, wah, delapan saja masih entahlah terkejar atau tidak, ini mesti memikirkan satu kisah baru lainnya. Lupakah soal jumlah, mari kita mulai saja. 


Mengapa Perempuan?

Tema perempuan menempati urutan pertama saat aku terpikir untuk menulis kisah. Mengapa? Karena aku perempuan. Aku mengalami hadir sebagai sosok yang sederhana sekaligus komplek. Itulah kenapa banyak hal yang bisa digali dari sosok perempuan. Selain itu, awalnya karena menetapkan target untuk terbit pada Desember 2022, bertepatan dengan peringatan Hari Ibu. 

Kalau kuingat-ingat lagi, berapa banyak cerita yang pernah kusimak dari perempuan-perempuan yang kukenal. Ya, aku bertanya kepada diri sendiri sambil mengingat-ingat. Aku seorang pendengar. Kurasa, aku pendengar yang baik. Cukup banyak kawan yang membagikan ceritanya padaku. Aku hanya akan memberikan saran jika dibutuhkan. Jika tidak, ya mendengarkan saja. Karena sering kali, orang hanya butuh didengarkan. Nah, ditelisik-telisik, kisah-kisah mereka itu sungguh luar biasa. Banyak pengalaman yang bisa jadi hanya milik mereka. Pengalaman yang unik. Tapi, sangat mungkin ada kesamaan pengalaman dari orang lain; orang yang tak cuku berani untuk mengungkapkan kisahnya.

Itulah lebih kurang alasanku menuliskan (ulang) kisah-kisah para perempuan itu. Selalu ada hal menariknya.

Baca juga: Reviu Buku dan Tips Membuat Bookstagram


Penentuan Jadwal

Selonggar-longgarnya tujuan dalam membuat buku, target tetap dibutuhkan. Buatku sebetulnya pembuatan buku ini, tentang kumpulan kisah ini, tak lebih daripada untuk mengekalkan apa yang ada dalam ingatanku. Dan aku akan senang kalau orang menikmatinya. Itu saja. Tak terobsesi untuk bukunya laris di pasaran. Kalau banyak peminat, anggap saja bonus. Yup, sejauh itu saja. 

Tapi, tetap, butuh penentuan target, dalam hal ini waktu untuk rilis. Tahun lalu punya target untuk rilis pada 22 Desember. Apa mau dikata, tak sanggup merealisasikan karena harus berkejaran dengan beberapa hal sekaligus: mencari sumber pemasukan baru, menyiapkan perbaikan rumah yang memang benar-benar sudah harus dilakukan tahun kemarin, dan anak-anak meong yang sedang tak sehat. Hanya sempat menulis beberapa judul. Baiklah, tak menyerah. Melonggarkan target waktunya saja. 

Memasuki 2023, memperbarui komitmen untuk serius menulis. Masih agak berat karena masih berjibaku dengan urusan perbaikan rumah yang waktunya molor karena bolak-balik tertunda. Tapi tetap berusaha nyicil tulisan. Sejauh ini, berjalan dengan baik. Dalam hitunganku, aku akan menuntaskan keseluruhan naskah pada akhir Maret atau awal April. Agar leluasa proses editingnya hingga sampai pada target rilis pertengahan Juni. 

Baca juga: Jangan Pelihara Kucing, Kerja Sama Perdana dengan Penerbit Epigraf

Semoga targetnya tertepati, dan semesta mendukung untuk proses dan kebutuhan lahirnya buku Fragmen Sembilan Perempuan ini. Berikutnya mungkin akan menantang diri untuk membuat kumpulan cerpen dan novel. Buat yang mau sama-sama belajar menulis cerpen, coba cek-cek deh tulisan penulis lampung dan blogger Lampung soal 

Ah, iya, untuk penerbitan, kemungkinan besar masih akan pakai Epigraf. Catat, ya: Fragmen Sembilan Perempuan yang akan terbit pertengahan Juni mendatang. 

No comments