Apa yang akan kamu lakukan, ketika hatimu masih terpaut kuat dengan seseorang yang notabene menghilang begitu saja dari hidupmu tanpa kejelasan, lalu kamu mendapati dirimu jatuh cinta kepada sosok yang lain? Kenapa masuknya pakai pertanyaan ini, sih? Karena kurasa aku jatuh cinta sama Ian, sosok yang belakangan hadir dalam kehidupan Aimee 😍. Buatku, ini salah satu bagian menarik dari novelnya Kerry Lonsdale, Everything We Keep.
Aimee Tierney adalah seorang chef. Dari kecil ia begitu menyukai baking, dan segala yang berurusan dengan makanan dan minuman. Masa remajanya berjalan dengan baik. Orang tuanya pemilik resto. Ia pun mengambil pelatihannya yang mendukung keinginannya untuk membeli resto milik orang tuanya itu. Pada usia dewasanya justru ia berhadapan dengan masalah. Rencana matangnya seolah menguar begitu saja, setelah kabar kematian James Donato. Kekasihnya itu hilang akibat kecelakaan kapal.
Sinopsis
Cerita diawali dari peristiwa pemakaman James, tunangan Aimee. James bukan sekadar tunangan buat perempuan itu. Melainkan kawan sepanjang masa. Aimee hanya tahu James sebagai kekasih dalam hidupnya. Sosok itu dikenalnya sejak bocah, dan mereka nyaris tak pernah terpisah sama sekali. Peristiwa itu sangat mengguncang Aimee. Ia berusaha keras untuk menerima kenyataan tersebut, mengubur mimpi-mimpi yang sudah dibangunnya bersama James. Sebagiannya malah sudah mulai direalisasikan. Hingga datang satu kejutan dari salah seorang yang hadir dalam pemakaman.
Perempuan itu, Lacy, seorang cenayang yang mengatakan bahwa James masih hidup. Ia meninggalkan kartu nama, kalau Aimee tergerak untuk menyelidiki "kematian" James. Ketika saat itu akhirnya tiba, ketika Aimee menemukan sejumlah kejanggalan, perempuan itu akhirnya memutuskan untuk melakukan penyelidikan. Saat itu hatinya sudah terpaut kepada Ian. Siapakah Ian?
Ian Collins adalah seorang fotografer, kenalan dari kawan dekat Aimee, Nadia. Sahabatnya itu memang setengah sengaja menjodohkan Aimee dengan Ian, karena khawatir dengan kondisi batin Aimee. Pertalian keduanya berjalan manis. Tapi tak mudah buat Aimee untuk melupakan Thomas begitu saja.
Beruntunglah, Ian seorang lelaki yang penuh pengertian. Ia mencintai Aimme dengan kesungguhan. Memberi kesempatan kepada perempuan itu untuk menemukan kekasihnya, biarpun hasilnya berpotensi menghilangkan kesempatannya untuk menjadi kekasih Aimme.
Baca juga: Book Sleeve, Pembaca Buku Wajib Punya
Kisah tentang Menerima Takdir
Ini bukan novel genre pilihanku, tapi menarik mencermati pengolahan ceritanya. Memunculkan konflik demi konflik dan jalinan sosok-sosok di dalamnya. Tentu saja dengan temanya. Hidup kerap kali memang penuh kejutan, yang membuat kita mempertanyakan tentang takdir. Apa-apa yang sudah kita rasa pas, begitu saja bertumbukan dengan sebuah realita baru yang sama sekali berbeda dengan yang kita bayangkan sebelumnya.
Everything We Keep menggunakan PoV orang pertama. Aimee sebagai aku. Sang penulis, Kerry Lonsdale, membagi ceritanya ke dalam dua bagian besar terkait dengan setting lokasi, yaitu Los Gatos, California dan Puerto Escondido, Meksiko. Ia menggunakan alur campuran, bolak-balik antara masa sekarang dan masa lalu. Pergantiannya berlangsung dengan halus, pun konfliknya terbilang tak terlalu rumit. Tak akan membingungkan pembaca. Ada beberapa titik suspens yang dapat memaksa pembacanya bertahan. Penceritaan masing-masing karakter juga cukup baik membawa kita mengenal mereka satu per satu.
Secara keseluruhan, novel ini menyenangkan sebagai sebuah bacaan. Cocok untuk pembaca cerita-cerita romansa yang tak perlu berkerut kening. Membacanya sambil ngopi atau ngeteh pahit, ditemani kudapan manis.
Pada akhirnya ini Everything We Keep, buatku, seperti sebuah ajakan untuk menjalani hidup apa adanya, menerima takdir dengan baik-baik saja. Bahwa masa lalu hanyalah bagian dari pembelajaran saja. Termasuk belajar melakukan hal yang terdengar gampang padahal tak mudah: melepaskan.
Baca juga: Alaya, Kisah tentang Mimpi yang Mewujud, Takdir, dan Cinta
Judul buku: Everything We Keep
Penulis: Kerry Lonsdale
Alih bahasa: Endang Sulistyowati
Penerbit: PT Elex Media Komputindo, 2017
Tebal buku: 314 halaman
No comments