Agak Laen, Film Komedi Horor yang Menghibur

Sejak tayang perdana pada 1 Februari 2024 lalu, Agak Laen telah melampaui capaian 5 juta penonton. Angka tersebut menjadikan film ini berada di urutan ketujuh film Indonesia dengan penonton terbanyak. Prestasi itu sebelumnya dipegang oleh Sewu Dino (2024), Laskar Pelangi (2008), dan Habibie & Ainun (2012), yang mengisi peringkat 7 hingga 10. Agak Laen menjadi produksi ketiga Imajinari. Sebelumnya, mereka telah sukses dengan dua filmnya, Ngeri Ngeri Sedap dan Jatuh Cinta Seperti di Film-Film.



Baca juga: Gundala, Sebuah Harapan untuk Film Indonesia

Film yang disutradarai oleh Muhadkly Acho ini menjadi pilihanku ketika sedang ingin nonton sekaligus sedang butuh ketawa. Tak mencari tahu lebih detail, selain yang disebut seorang kawan bahwa film ini menghibur. Tak tahu juga bahwa ternyata ini film berangkat dari Podcast Agak Laen yang telah mengudara sejak 2021, melalui channel audio lalu YouTube. 


Sinopsis

Agak Laen berkisah tentang empat orang sekawan, yaitu Indra Jegel, Boris Bokir, Oki Rengga, dan Bene Dion Rajagukguk. Keempat orang yang tampil dengan namanya masing-masing ini sedang berjuang untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Indra sedang terjerat utang, Boris sedang membutuhkan uang untuk masuk tentara, Oki menganggur setelah keluar dari penjara, dan Bene sedang membutuhkan uang untuk melamar kekasihnya. 

Cerita diawali dengan adegan di pasar malam. Oki dengan pakaian ala perempuan menjadi sasaran permainan. Pengunjung yang berhasil melempar bola ke papan, dapat menjatuhkannya ke dalam kolam air. Ia jadi sasaran perundungan pengunjung yang cermat dalam melempar bola. Kemarahan Oki menjadikan pemuda itu dipecat dari pekerjaannya tersebut. 

Dari peristiwa itu, Oki menjumpai karibnya, 3 orang bermarga Batak yang tengah mengalami masa sulit karena rumah hantu yang mereka buat di arena pasar malam, sepi pengunjung. Mereka sudah mendapat ancaman pengelola pasar malam untuk cepat melunasi sewa, karena kalau tidak, akan segera dipindahtangankan. Oki pun ambil peran. Diam-diam menggadaikan sertifikat rumah tanpa sepengetahuan ibunya. Uangnya ia gunakan untuk memperbaiki wahana. Namun, dari sinilah petaka bermula.

Secara tak sengaja, seorang pengunjung rumah hantu meninggal dunia dalam area wahana. Mereka merasa tak punya pilihan lain selain mengubur mayat pengunjung tersebut. Meletakkan batu nisan di atasnya, seolah kuburan itu bagian dari seting wahana. 

Baca juga: Paranoia, Film Riri Riza yang Berakhir dengan Nggak Oke

Malam itu, peristiwa menakutkan terjadi. Angin kencang memasuki arena, menciptakan kengerian. Empat sekawan itu menjadikan peristiwa tersebut sebagai peluang. Benar adanya, pengunjung dihadapkan pada kengerian yang nyata. Tayangan soal teror di rumah hantu itu pun menjadi viral di media sosial. Penonton berduyun-duyun datang. Uang pun mengalir deras. Masing-masing mereka berhasil memenuhi kebutuhannya, termasuk Oki yang akhirnya bisa menebus kembali sertifikat rumah dan membayar sewa tanah makam untuk ibunya jika kelak meninggal.

Yang menjadi persoalan kemudian, hilangnya sang penonton, Pak Basuki, yang adalah anggota dewan itu akhirnya ditangani kepolisian karena laporan sang istri. Pengusutan mulai dilakukan. Kecemasan menghampiri empat sekawan. Terlebih setelah sejumlah fakta yang muncul sama sekali tak menguntungkan mereka. Keputusannya: memindahkan mayat Basuki. Pilihannya adalah tanah makam milik ibu Oki. 

Kisah pun berakhir. Berakhir sesuai dengan norma yang berlaku, bahwa hal yang "baik"-lah yang akan selalu menang. 


Film dengan Humor Segar yang Menghibur

Cerita yang diangkat film Agak Laen sebetulnya hal yang sederhana. Seting lokasi, pasar malam, sangat dikenal di kalangan masyarakat kita. Persoalan yang ditampilkan dari para tokohnya juga hal yang dialami oleh sebagian besar kalangan di negeri kita. Aneka celetukan lucu soal kesukuan juga bukan hal yang aneh. Menjadi hidup karena ada drama di dalamnya. Dan drama itu ditampilkan dengan sangat baik oleh para pelakunya. 

Baik Indra Jegel, Boris Bokir, Oki Rengga, maupun Bene Dion Rajagukguk bermain dengan baik. Chemistry di antara keempatnya selain terbangun dengan kuat juga tampak alami. Tektokan di antara mereka terlihat wajar, baik dalam adegan kocak, horor, serius, maupun sedih.  

Baca juga: Sebelum Iblis Menjemput 2, Film Horor Pilihan 2020

Agak Laen tentu saja film dengan genre komedi. Jadi meski adegan horor, serius, maupun sedih, tetap ada dialog kocaknya. Dari yang penuh kepanikan, berakhir dengan kelucuan.  

"Dhemite Batak kabeeeh...!!" teriak dua orang yang kejeblos dalam bekas kuburan. Tak ingat persis, apakah pake Bahasa Jawa atau campuran. Tapi begitu saja sudah membuatku mengikik.

Atau saat mereka berempat memegang batu, bermaksud mencederai pengelola pasar malam, tapi ketahuan: 

"Itu batu buat apa?"

"Buat nahan berak."

Dialog dalam adegan-adegan di film ini cukup kuat. Beberapa istilah khas orang Medan memenuhi semua adegan. 

"Muncung kau itu!" Haha!

Ada juga adegan tanpa dialog, seperti saat dugaan teror hantu Basuki dan tiga orang berhamburan, Jegel tertinggal. Menggantung sebagai pocong. Atau Jegel juga yang tiap-tiap harus mengencingi batu nisan.

Yang tak kalah menarik buatku adalah memasukkan isu yang terbilang sensitif di tengah masyarakat kita, isu agama, menjadi obrolan yang lucu. Demikianlah semestinya, agama bukan sesuatu yang membuat orang kehilangan selera humor. Beberapa dibuat tersirat. Ada yang ditunjukkan dengan tegas yaitu saat mereka merasa perlu "orang pintar" buat mengusir hantu Pak Basuki.

"Kita ke pendeta aja."

"Kenapa nggak ke ustad? Kamu mau bilang kalau ustad nggak mampu?!"

Nggak ingat persis dialognya, lebih kurang demikian. Perbedaan yang di sebagian kalangan bisa memantik emosi, di film ini dijadikan sisipan yang mengundang tawa. 

Tapi tak luculah kalau semuanya sekadar digambarkan lewat tulisan seperti ini. Pastinya nggak mudah juga buat sang sutradara, Acho, untuk mengemas berbagai komponen itu jadi satu rangkaian cerita yang menarik sekaligus menghibur. So, selagi Agak Laen masih tayang di bioskop, nonton deh!

Baca juga: Jalan Jauh Jangan Lupa Pulang, Sekuel NKCTHI


Judul Film: Agak Laen

Genre: Komedi horor

Durasi: 1 Jam 59 Menit

Rating Usia: R13+

Sutradara: Muhadkly Acho

Skenario: Muhadkly Acho

No comments