Kata orang, "cintai apa yang kamu kerjakan, dan kerjakan yang kamu cintai". Ini terhubung dengan pernyataan lain, "jadikan hobimu sebagai perkerjaan, pasti mengerjakannya pun dengan senang hati". Sepakat nggak? Bagaimana menurutmu? Sebetulnya catatan ini tidak sedang membahas istilah. Sekadar sharing pengalaman kaitannya menjadi penulis, hobi, dan pekerjaan. Malahan bisa dibilang ini semacam catatan promosinya Ibu Meong, barangkali membutuhkan jasa terkait hal-hal yang menjadi garapan saiyah dalam berbelas tahun terakhir. Disclaimer-nya di muka, jadi kalau keberatan, skip saja 😁
Baca juga: Perjalanan Menuliskan Kisah Fragmen 9 Perempuan
Sebelum membahas soal menjadi penulis, hobi, dan pekerjaan, aku berbagi cerita lebih dulu. Jadi, kapan hari aku berjumpa dengan seorang kawan yang memiliki usaha konveksi. Klien utamanya adalah sebuah butik busana muslim ternama, yang satu gamis sederhana saja harganya sekian juta rupiah itu. Tapi bukan mau bercerita soal usaha si kawan, melainkan tentang salah seorang karyawannya. Si kawan dibuat "pincang" karena salah satu penjahit andalannya mengundurkan diri. Usut punya usut, karyawan ini mengaku tertekan. Rupanya, ia tak menikmati pekerjaannya sebagai penjahit. Padahal, jahitannya terbaik di antara penjahit lainnya. Setelah melepaskan diri dari pekerjaannya, si mantan karyawan memumutuskan untuk untuk bertanam. Dan dia bahagia melakukan itu.
Pekerja yang Bertanggung Jawab vs Pekerja yang Menikmati Pekerjaannya
Apakah salah menjadi pekerja yang bertanggung jawab? Tentu saja tidak. Sebuah pekerjaan membutuhkan komitmen dari pelakunya untuk diselesaikan hingga tuntas. Pekerja yang bertanggung jawab biasanya akan mengerjakan tugasnya secara optimal, bukan hanya selesai sesuai waktu yang ditentukan namun juga menuntaskannya dengan upaya memberikan hasil akhir yang maksimal.
Jika berkaca dari cerita si kawan di atas, penjahit tersebut tak punya masalah dengan kinerja. Ia bekerja dengan sungguh-sungguh dan menyelesaikan tugasnya dengan hasil yang memuaskan. Persoalannya bukan dalam soal pekerjaan melainkan pada kepuasan batinnya. Dia tak menikmati pekerjaannya dengan segala prosesnya karena tak menyukai. Ia mahir tapi tak suka dengan apa yang dikerjakannya. Mungkin sebelumnya ia telah berusaha keras mengikuti anjuran "cintai apa yang kamu kerjakan", tapi tak berhasil. Begitu memutuskan keluar dari pekerjaan, dan memilih berkebun yang bisa jadi dari penghasilan jauh dibandingkan pekerjaannya sebagai penjahit, tapi ia menyukainya. Ia mengerjakan hal yang ia cintai, dan ia bahagia.
Lalu, apa kaitannya dengan dunia penulisan?
Dari kisah yang dibagikan kawan tadi, membuatku mengembalikan pertanyaan ke diri sendiri: apakah aku ini menulis karena menjadikan hobi sebagai pekerjaan, atau semata karena aku orang yang berkomitmen dengan pekerjaan?
Baca juga: Reviu Buku dan Tips Membuat Bookstagram
Pengalaman Menulis
Beberapa sumber yang menjelaskan definisi penulis, lebih kurang menyebutkan bahwa penulis adalah pelaku kreatif yang menciptakan suatu karya tulis. Karya itu dapat berupa tulisan fiksi maupun nonfiksi. Medianya pun beragam. Bisa tercetakkan dalam wujud buku fisik maupun digital, dipublikasikan di media cetak maupun online, dimuat di media mainstream maupun media-media alternatif, seperti webblog dan web atau majalah internal perusahaan.
Karya-karya lain yang tertuang dalam bentuk tulisan adalah naskah skenario film maupun advertorial. Penulis skenario film biasanya penulis khusus, namun tak sedikit yang juga sekaligus penulis buku. Sedangkan untuk kebutuhan iklan dibutuhkan copy writer atau script writer. Dalam kebutuhan yang lebih luas, dikenal pula istilah content creator, yang tugasnya menyiapkan konten baik di website maupun media sosial.
Nah, aku sendiri tak pernah menyebut diri sebagai penulis. Meski sesungguhnya, dunia penulisan sudah kutekuni sejak masuk kuliah. Memang, jika mengacu pada catatan waktu, durasi kerja terlamaku adalah di radio. Teman-teman lebih mengenalku sebagai orang radio atau penyiar dibandingkan sebagai penulis atau jurnalis. Di radio pun sebetulnya tak lepas dari urusan penulisan, terutama untuk produk jurnalistik radio dan kebutuhan materi iklan. Menulis juga untuk media cetak. Saat jangkauan internet makin meluas, wilayah garapan tulisan pun merambah ke media online. Menjadi content writer/creator.
Baiklah, kucatatkan di sini pengalaman kerjaku terkait dengan dunia penulisan.
Sebagai reporter/ script writer/ copy writer
Saat bekerja di Radio Mara, aku mengerjakan cukup banyak hal. Masa kerja yang cukup panjang, 10 tahun, menjadikanku nyemplung ke beberapa bagian garapan. Tapi, lebih kurang untuk urusan penulisan, aku turun ke lapangan sebagai reporter. Mencatat lalu melaporkan apa yang teramati oleh mata, sebagai laporan pandangan mata, atau merawi aneka data baik dari narasumber maupun referesi menjadi laporan langsung berupa berita atau mengemasnya dalam bentuk feature udara.
Sebagai penyiar, aku membuat script sendiri. Lebih sering hanya berupa poin, untuk dikembangkan langsung saat mengudara. Script biasanya aku buat untuk dijadikan produk informasi terekam.
Sebagai staf produksi, aku juga dituntut untuk bisa membuat iklan. Posisi copy writer tak betul-betul dipegang oleh satu orang, di radio tempat kerjaku, dan kurasa di hampir semua radio yang punya struktur organisasi kecil. Paling-paling sebatas koordinator saja. Kecuali radio besar yang memang memilah dengan tegas divisi pekerjaan.
Sebagai reporter dan script writer media cetak
Dalam kurun 2007-2017 aku terlibat dalam penggarapan beberapa media cetak berupa majalah dan tabloid. Baik sebagai pekerja reguler maupun freelancer. Lebih kurang pekerjaannya menyerupai waktu bertugas di radio. Bedanya, kalau di radio menggunakan bahasa lisan, di media cetak yang bahasan tulisan. Di lain kesempatan akan kubagikan soal penulisan naskah radio (tolong ingatkan, yak 😉)
Sebagai reporter dan script writer media online
Saat fungsi internet sudah makin luas, pekerjaan pun merambah ke penulisan online. Garapan penulisannya, ya, tak jauh dari penulisan untuk media cetak. Hanya dilengkapi dengan kaidah SEO
Sebagai penyunting
Sejak tahun 2000 sekian belas aku mulai terlibat dalam kerja penyuntingan. Menyunting naskah memiliki tantangan tersendiri dibandingkan membuat naskah. Bukan hanya membetulkan aksara, namun juga logika kalimat. Sebuah pengalaman saat menyunting majalah internal sebuah kementerian, terbilang sering harus membongkar ulang semua bagian tulisan, karena laur logikanya yang tak pas. Dapat dimengerti, para penulisnya membuat tulisan semata karena penugasan. Tak semuanya memiliki kesukaan dan kemampuan menulis.
Sedangkan terlibat proses penyuntingan buku, baru aku mulai tahun lalu. Menyenangkan juga, sekaligus belajar tentang penerbitan buku.
Baca juga: Menerbitkan Buku Antologi secara Mandiri
Sebagai blogger dan content creator
Sebetulnya memulai blogging sudah sejak tahun 2000 pertengahan. Namun betul-betul "menjual diri" aka menjual jasa menulis untuk konten blog baru dilakukan dalam lima tahun terakhir.
Begitu pun dengan garapan content creator, mulai dari media sosial dan mengisi konten web, mulai dari yang membantu teman, sebagai relawan di institusi tertentu, hingga menjual diri sebagai tenaga profesional.
Sebagai "penulis"
Nah, kalau menyebut diri sebagai penulis dengan acuan buku, ada dua buku solo yang sudah kubuat. Baru dua buku. Buku pertama malah menggunakan nama kucing rekaanku, persisnya personifikasi dari kucingku yang bernama Naga. Satu lagi, kumpulan kisah, yang baru rilis Juni ini. Buku lainnya adalah kumpulan kisah kucing yang digarap bareng-bareng dengan teman-teman perkucingan.
Semoga masih terus punya nyali untuk kembali melahirkan buku.
Nah, itu dia beberapa bidang garapan yang pernah, masih, dan akan kulakukan terkait dunia penulisan. Selain pekerjaan lain sebagai pengisi suara, MC sesekali, dan menggarap aneka produk pelatihan bersama beberapa kawan.
Sedianya ingin melengkapi informasi terkait penulisan secara umum. Tapi ini saja sudah sangat panjang, bukan? Lain kesempatan akan coba kubagikan lagi padamu, kawan. Semoga bisa melengkapi kebutuhan untuk nyemplung ke dunia penulisan.
Baca juga: Jangan Pelihara Kucing jika Tak Mampu Berkomitmen
Tapi kalau yang dibutuhkan jasa penulis, boleh kontak saiyah, ya #kedipkedip 😍:
Email: dhenok.hastuti@gmail.com
IG/Twitter/Threads: @dhenokhastuti
FB: @dhenok.hastuti
atau WA
Ah, iya, saat ini juga sedang menggarap sebuah buku biografi bersama tim. Kamu, mau aku bikinkan buku biografi? Pokoknya segala hal terkait penulisan masih akan terus menjadi garapanku. Sudah tak tahu lagi apakah ini berangkat dari hobi. Yang pasti aku menyukainya dan berkomitmen untuk mengerjakannya dengan baik. Jadi, demikianlah promosi dari Ibu Meong 😁 Terima kasih sudah menyimak 😘
Happy birthday to me ❤
Senang baca pengalamannya mbak, menambah wawasan dan enak dibaca
ReplyDelete