Sudah beberapa waktu terakhir aku memaksakan diri untuk bergerak. Seiring pertambahan usia, kemampuan fisik menurun, otot mulai mengendur, potensi dihampiri penyakit lebih besar. Meski masih banyak bolongnya, aku sudah sudah bisa mengapresiasi positif upaya menjadi lebih sehat yang sudah kulakukan. Sesekali aku menyelinginya dengan joging, tapi tak mau memaksakan diri. Nah, aku baru menemukan jalur jalan kaki yang menyenangkan, yang membuatku merasa lebih nyaman dan aman. Di Podomoro Park, kawasan Bojongsoang, Kabupaten Bandung.
Baca juga: Mengelola Pikiran Agar Terhindar dari Stres Berlebihan
Ini bukan iklan, ya. Sekadar apresiasiku karena memanfaatkan area ini untuk kebutuhan menyehatkan diri. Meski sebetulnya ini bukan ranah privat yang perlu izin, tetap saja, aku merasa diuntungkan. Tapi sebelum bahas pengalaman jalan-jalan di area Podomoro Park, ingin mengulas ulang manfaat jalan kaki. Untuk lebih memacu diri sendiri, dan siapa tahu ada yang sedang butuh tambahan motivasi.
Manfaat Jalan Kaki
Tentu saja ini bukan topik baru. Dua puluh tahun lalu saat menggawangi program siaran kesehatan, jalan kaki juga sudah dianjurkan oleh para dokter. Terutama bagi yang usianya sudah melewati 40 tahun, terlebih bagi yang sudah mengalami gangguan kesehatan tertentu seperti jantung, paru-paru, atau pada persendian. Berenang atau jalan kaki merupakan pilihan terbaik.
Mengutip laman resmi Kemenkes, setidaknya ada lima manfaat jalan kaki.
1. Memperlancar sirkulasi darah
Secara umum, berbagai latihan fisik dapat membantu meningkatkan denyut jantung serta jumlah oksigen dalam darah. Dengan sirkulasi darah yang lancar, risiko terjadinya penyumbatan di pembuluh darah jantung pun berkurang.
2. Mengurangi risiko penyakit jantung
Melakukan jalan kaki secara rutin dapat menurunkan kadar LDL atau kolesterol jahat dalam darah, mengurangi peradangan, serta menjaga tekanan darah tetap stabil. Semua hal ini berpotensi menurunkan risiko penyakit jantung koroner dan serangan jantung.
3. Menjaga berat badan tetap stabil
Aktivitas jalan kaki dapat membakar kalori dalam tubuh. Makin lama, sering, dan teratur, makin banyak kalori yang terbakar. Dengan demikian tidak sempat ada penumpukan lemak, berat badan pun terjaga ideal. Hal ini merupakan penunjang kesehatan jantung yang penting.
4. Meningkatkan kebugaran fisik
Dengan rutin berjalan kaki, kekuatan tulang dapat ditingkatkan. Begitu pula otot dan energi, dan menjadikan tubuh lebih bugar.
5. Mengelola stres
Saat berjalan kaki, tubuh akan melepaskan hormon endorphin atau hormon pemicu rasa bahagia. Hormon ini dapat membuat suasana hati lebih baik serta mengurangi kecemasan dan depresi, yang dapat membuat jantung lebih kuat.
Baca juga: Kesehatan Mental dan Skala Hawkins
Apa saja yang perlu disiapkan sebelum menjalankan aktivitas jalan kaki secara rutin?
Sebelum menyiapkan perangkat dan tahapan memulai aktivitas ini, hal yang pertama perlu dilakukan adalah menghimpun niat. Serius! Buatku sendiri, ini penting banget. Sebelumnya, aku menetapkan diriku untuk joging. Nyatanya, tubuhku tak selalu menginginkan joging. Dan kalau sudah menolak, akhirnya malah tidak bergerak sama sekali. Ini menjadi salah satu alasan untuk aku menggantinya menjadi jalan kaki. Dengan jalan kaki aku tak membutuhkan banyak pertimbangan. Langsung bergerak, langsung jalan.
Kalau sudah bulat niatnya, lanjutkan dengan menentukan target dan persiapan lainnya.
1. Berkomitmen untuk melakukannya secara rutin
Jalan kaki yang disarankan agar mendapatkan hasil maksimal adalah secara rutin selama sekurangnya 30 menit, sebanyak 5 kali dalam seminggu. Jika masih bolong-bolong, kembali ke komitmen awal.
2. Siapkan perangkat
Sepatu dan pakaian seperti apa yang sekiranya nyaman untuk dikenakan? Pastikan alas sepatu tidak gundul. Tidak kesempitan, tidak pula kelonggaran sehingga nyaman. Begitu pula dengan pakaian, tidak terlalu ketat atau longgar. Pilih yang bahannya menyerap keringat. Siapkan topi agar kepala dan wajah terlindungi. Jangan lupa juga menyiapkan sunscreen jika jadwal jalannya sudah di bawah terik matahari.
3. Wajib lakukan pemanasan dan pendinginan
Meski sebentar, lakukan pemanasan yang bisa berupa peregangan otot yang sederhana saja. Begitu pula setelah selesai. Hal ini untuk menghindari risiko sakit dan cedera pada tulang dan sendi.
4. Lakukan bertahap, tak perlu tergesa
Jika baru memulai, baiknya melakukan jalan kaki dengan kecepatan bertahap. Saat baru mulai perjalanan, lakukan dengan kecepatan ringan. Berikutnya tingkatkan intensitasnya. Untuk hari yang sama maupun hari-hari berikutnya. Termasuk dalam hal jarak.
5. Siapkan perbekalan
Kita yang tahu masing-masing kebutuhan tubuh kita. Misalnya, aku rentan mengalami hipoglikemi. Maka aku melengkapi perbekalan dengan permen atau gula. Untuk mencukupkan kebutuhan cairan, jangan lupa berbekal air minum.
Yang sudah melakukan jalan kaki dengan baik, mari saling menyemangati. Yang baru mulai, segera dimulai, yuk. Tapi, ingat, ya, tetap menyesaikan kebutuhan tubuh. Terlebih jika sudah ada catatan kesehatan yang perlu jadi pertimbangan. Sebaiknya konsultasikan juga dengan dokter keluarga.
Baca juga: Doa, Meditasi, dan Vibrasi Energi
Menikmati Area Pedestrian Podomoro Park
Awalnya tak terlintas sedikit pun untuk memasuki area Podomoro. Bukan golongan orang yang kepoan dengan hal-hal baru. Lantas terpikir gara-gara terlecut oleh aneka pemberitaan perkara kriminal yang muncul di media pada waktu-waktu terakhir.
Alkisah, salah satu jalur yang terbilang rutin kulalui memiliki kawasan sepi yang cukup panjang. Pada sisi kiri adalah kawasan pengolahan air limbah PDAM, dan sisi kanan sungai yang curam. Jalan hanya mampu dilewati kendaraan roda dua. Pada sejumlah titik, sisi-sisi jalan dipenuhi semak tinggi. Dulu, meski tak sering, sesekali aku melewati kawasan ini. Nah, kali ini merasakan ketidaknyamanan yang kental. Kupikir perlu untuk segera mencari jalur alternatif.
Pada waktu-waktu terakhir sudah berpindah ke rute yang berbeda. Tak cukup nyaman karena berada di jalan yang ramai kendaraan. Jalur lintasan beberapa kawasan menuju jalan utama Bojongsoang, Kabupateng Bandung. Hingga suatu kali, saat iseng melakukan perjalanan menggunakan bus, aku memutuskan untuk jalan kaki menuju rumah melewati jalur Podomoro Park. Dan, loh, kok menyenangkan?! Maka demikianlah, pada sebuah pagi aku memulai agenda jalan kaki di area ini.
Podomoro Park ini lokasinya tak jauh dari rumah aku tinggal. Ada dua pintu masuk. Pintu utama di Jalan Bojongsoang, dan pintu belakang di Kampung Cikoneng. Gerbang belakang ini hanya dibuka antara pukul 07.00-20.00. Nah, yang tak jauh dari area aku tinggal adalah pintu belakang ini. Sekitar 1500 langkah.
Baca juga: Perbedaan Darah Rendah dan Kurang Darah
Perumahan di bawah naungan Agung Podomoro Land ini berdiri di lahan seluas lebih dari 100 hektare. Konsep yang diusung adalah “harmony with nature”, menawarkan kawasan hunian yang mengutamakan keselarasan dengan alam. Dengan tagline: "mengembalikan keasrian Bandung tempo dulu".
Dari pengalaman yang sedikit itu, baru empat kali menjajaki jalan kaki di kawasan ini, sangat menyenangkan. Ruang pedestrian yang longgar, leluasa sekali untuk para pejalan kaki. Zebra cross tersedia di beberapa titik, untuk memudahkan penyeberang dan pengingat bagi kendaraan untuk hati-hati. Udara segar, karena kendaraan yang lewat masih terbatas dan pepohonan yang semarak di sisi jalan dan tersebar di seantero kawasan. Pembangunan diawali dari area depan, pintu Bojongsoang. Area menuju kawasan Cikoneng kebagian jadwal belakangan.
Sebagai gambaran, untuk kawasan hunian dan bisnis, masih tersisa lahan-lahan yang baru diratakan. Beberapa bagian lain sedang dalam tahap pembangunan. Mungkin masih butuh waktu cukup lama untuk menjadikan kawasan ini seturut blue print yang sudah disiapkan. Karena tentu saja membangun kawasan hunian tak bisa cepat. Sudah disiapkan dengan rapi pun tetap ada pergeseran waktu. Seperti yang baru-baru lalu ramai menjadi bahan perbincangan, yakni pembangunan IKN. Catatan menarik soal proses di sana bisa cek di catatan Blogger IKN yang juga kawan influencer Balikpapan.
Baca juga: Mindfulness dan Upaya Mengatasi GERD
Kembali ke Podomoro Park, untuk jalur pedestriannya barangkali sekitar 30% belum terbangun. Terutama jalur utama yang menghubungkan gerbang depan dan pintu belakang. Meski demikian sudah banyak warga sekitar yang memanfaatkan kawasan ini untuk berolahraga. Kurasa sebagian besarnya malah bukan penghuni Podomoro Park. Banyak anak muda yang datang sekadar untuk membuat konten. Kelompok-kelompok pesepeda juga sering terlihat beriringan melintasi jalur jalan yang masih lapang.
Semoga kenyamanan kondisi jalan dan pedestrian kawasan Podomoro Park masih akan terus terjaga. Cukup berharap pada kawasan yang memang lebih terencana dengan baik ini terutama sumbangan tanaman sebagai paru-paru kawasan. Ada yang mau jalan-jalan di kawasan ini juga? Untuk ruteku, dari rumah hingga gerbang depan pulang pergi adalah sejauh 8 ribu sekian langkah. Kisaran 7 km. Nanti lagi akan coba mengulik rute lain, bukan hanya di jalan utama. Berminat? Yuk!
No comments